Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 189

positive - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada) Kita
              akan bergerak pada transformasi yang akan lahirkan tenaga terampil maka ukurannya bukan
              upah minimum tapi kompetensi. Dengan demikian tahun 2045 Indonesia jadi negara maju dan
              bisa disegani dunia. Dan tenaga kerja kita jadi tenaga ahli yang tersebar di global



              Ringkasan

              Pengamat  Ketenagakerjaan  dari  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Tadjuddin  Noer  Effendi
              berharap  agar  implementasi  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  dapat
              terlaksana  dengan  baik,  hingga  mampu  mengantarkan  Indonesia  menjadi  negara  maju  dan
              leading di Asia Tenggara. Menurutnya, keberadaan UU Cipta Kerja dinilai terlambat. Seharusnya,
              regulasi tersebut sudah dijalankan sejak 20 tahun lalu agar saat terjadi perubahan demografi
              peluang kerja juga meningkat. Dengan adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia, maka
              UU Cipta Kerja diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebesar mungkin.


              PENGAMAT KETENAGAKERJAAN UGM: UU CIPTA KERJA BISA ANTAR INDONESIA
              LEADING ASIA

              Pengamat  Ketenagakerjaan  dari  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Tadjuddin  Noer  Effendi
              berharap  agar  implementasi  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  dapat
              terlaksana  dengan  baik,  hingga  mampu  mengantarkan  Indonesia  menjadi  negara  maju  dan
              leading di Asia Tenggara.

              "Saya secara positif mengatakan bahwa ini akan terjadi lompatan yang luar biasa dalam upaya
              membentuk ekosistem investasi di tanah air. Ini harus benar-benar diimplementasikan dengan
              baik dan tentunya Perpres dan sebagainya bisa memasukkan unsur-unsur yang bersifat teknis
              dalam pelaksanaannya," kata Tadjuddin Noer dalam keterangannya, Rabu (23/12).

              Menurutnya, keberadaan UU Cipta Kerja dinilai terlambat. Seharusnya, regulasi tersebut sudah
              dijalankan  sejak  20  tahun  lalu  agar  saat  terjadi  perubahan  demografi  peluang  kerja  juga
              meningkat.

              Dengan  adanya  bonus  demografi  yang  dimiliki  Indonesia,  maka  UU  Cipta  Kerja  diharapkan
              mampu  menyerap  tenaga  kerja  sebesar  mungkin.  "Dari  sudut  pandang  pembangunan  dan
              ketenagakerjaan harusnya regulas ini sudah dilakukan sejak 20 tahun yang lalu. Kalau pada
              waktu itu ekosistem investasi ini sudah ada tidak akan terjadi kelambatan transformasi ekonomi
              Indonesia," ucapnya.

              Pakar Ketenagakerjaan ini yakin, UU Cipta Kerja ini sanggup mengantarkan Indonesia menjadi
              leading di Asia Tenggara, di mana saat ini kondisi negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand
              sudah masuk masa transisi demografi tahap empat di mana terjadi penurunan kelahiran dan
              pertambahan usia tua.

              "Maka besar harapannya agar omnibus law tersebut dapat diimplementasikan dengan baik ke
              depan hingga mampu membawa Indonesia menjadi negara maju di 2040 mendatang. Dari ruang
              lingkup  UU  Cipta  Kerja  sendiri  dinilai  merupakan  upaya  membentuk  ekosistem  investasi,"
              terangnya.

              Tadjudin juga mengatakan dari sisi ekonomi secara teoritis dan pengalaman negara berkembang
              dengan proses peralihan angkatan kerja dari sektor pertanian menuju ke industri dan kemudian
              akan terjadilah juga transformasi sosial.


                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194