Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 190

Saat  ada  proses  transisi  ini  akan  terjadi  perubahan  sosial  dari  budaya  kerja  upah,  jaminan
              pekerjaan,  jaminan  hari  tua,  dan  seterusnya.  "Tetapi  di  negara  kita  itu  tidak  terjadi  karena
              ekosistem investasi itu belum ada. Transformasi ekonomi kita lambat terjadi apa tenaga kerja
              kita itu dari sektor pertanian bukan menuju ke industri tapi ke pelayanan dan itu banyak di sektor
              informal," ucapnya.

              Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Agustus 2020 penduduk yang bekerja di
              kegiatan informal sebanyak 77,68 juta orang (60,47 %), sedangkan yang bekerja di kegiatan
              formal sebanyak 50,77 juta orang (39,53%).

              Penduduk  bekerja  di  kegiatan  informal  pada  Agustus  2020  mengalami  peningkatan  sebesar
              4,59%  dibandingkan  dengan  Agustus  2019.  Menurut  Tadjudin,  mengatakan  implikasi  dari
              besarnya pekerja di sektor informal pekerja memiliki penghasilan rendah, tidak ada jam kerja
              yang teratur, tidak dilindungi undang undang dan berbagai risiko lainnya.

              Besarnya  jumlah  pekerja  informal  juga  akan  mempengaruhi  proses  transformasi.  "Tidak
              berjalannya  proses  perpindahan  angkatan  kerja  dari  sektor  pertanian  ke  industri  itu  juga
              memunculkan gejala pengangguran. Hal itu yang menyebabkan pengangguran kita selama 20
              tahun terakhir itu tinggi," ucapnya.

              Adapun  terkait  kontroversi  dari  klaster  Ketenagakerjaan  yang  ramai  dibahas.  Tajuddin
              mengambil contoh pada aturan mengenai tenaga kerja asing (TKA) bahwa pada UU Cipta Kerja
              justru dibuat lebih ketat.

              "Katanya TKA akan lebih mudah masuk, UU itu ada memberikan peluang kepada TKA itu tidak
              benar karena dipasal itu saya membaca dan mencari ternyata lebih ketat pekerja asing untuk
              masuk ke Indonesia, bila dibandingkan dengan undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003,"
              jelasnya.

              Kemudian terkait pengupahan, jika nanti transformasi sudah dilakukan Tadjuddin menyarankan
              agar dasar pengupahan buka lagi berdasarkan pada upah minimum. Upah minimum disebut
              hanya sebagai batas upah bawah. Ke depan perlu ditetapkan dasar pengupahan pada collective
              bargaining yang menekankan pada kompetensi si pekerja.

              "Kita  akan  bergerak pada  transformasi  yang  akan  lahirkan  tenaga  terampil  maka  ukurannya
              bukan upah minimum tapi kompetensi. Dengan demikian tahun 2045 Indonesia jadi negara maju
              dan bisa disegani dunia. Dan tenaga kerja kita jadi tenaga ahli yang tersebar di global," ungkap
              Tadjuddin.



























                                                           189
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195