Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 123

UU Cipta Kerja

              Berdasarkan data survei Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada 2017, faktor penghambat utama
              investasi di Indonesia adalah permasalahan korupsi (13,8), inefisiensi birokrasi (11,1), akses
              pada pembiayaan (9,2), infrastruktur yang tidak memadai (8,8), dan kebijakan yang tidak stabil
              (8,6).

              Survei  ini  menunjukkan  bahwa  Indonesia  harus  lebih  dahulu  menyelesaikan  faktor  utama
              tersebut  dibandingkan  masalah  ketenagakerjaan.  Pada  survei  ini,  permasalahan
              ketenagakerjaan  masih  menempati  posisi  ke-11.  Data  tersebut  menunjukkan,  permasalahan
              utama investasi di Indonesia meliputi korupsi dan birokrasi yang tidak efisien. Justru penguatan
              kelembagaan  pemberantasan  korupsi  merupakan  fokus prioritas  yang  dapat  dilakukan  untuk
              menarik investasi asing.

              Kehadiran  UU  Cipta  Kerja  di  tengah  pandemi  menambah  babak  baru  dalam  permasalahan
              ketenagakerjaan. Pemerintah bermaksud memberantas berbagai penghalang dalam perizinan,
              terutama korupsi perizinan dan inefisiensi yang ditimbulkannya.

              Namun,  sejumlah  pasal  disinyalir  melemahkan  hak-hak  pekerja  di  hadapan  pengusaha.
              Dibandingkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, kondisi pengupahan, sistem
              kerja, dan pemutusan kerja lebih lemah. Hal ini berisiko membuka peluang PHK lebih luas dalam
              jangka pendek.

              Sebagai contoh, status karyawan tetap masih ada dalam Pasal 56 RUU Cipta Kerja, tetapi bisa
              memicu pengalihan secara besar-besaran status pekerja dari pekerja tetap menjadi karyawan
              kontrak.  Para  pengusaha  yang  semena-mena  memanfaatkan  UU  itu  bisa  membuat  kondisi
              ketenagakerjaan semakin buruk, yang ujung-ujungnya memengaruhi iklim investasi. (LITBANG
              KOMPAS)











































                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128