Page 219 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 219

MENAKER IDA SOWAN KIAI SAID AQIL SIROJ, ADA APA?

              PBNU menjadi salah satu ormas besar Islam yang bersuara lantang merespons kehadiran UU
              Cipta  Kerja  .  Bahkan  Ketua  Umum  PBNU  KH  Said  Aqil  Siroj  menyebut undang-undang  yang
              disahkan  DPR  Senin  (5/10)  menindas  rakyat  kecil.  Lantas  apa  makna  kehadiran  Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  sowan  KH  Said  Aqil  Siroj?  Ida  yang  kader  PKB  itu
              menyampaikan  beberapa  poin  terkait  UU  Cipta  Kerja.  "Saya  kira  setelah  beliau  mendapat
              penjelasan, terutama klaster ketenagakerjaan, saya kira beliau mengerti yang harus didorong
              adalah memastikan perlindungan," ujar Menaker Ida Fauziyah setelah beberapa jam berdialog
              dengan Kiai Said di Jakarta, Sabtu (10/10).

              Menaker Ida menambahkan pertemuan tatap muka dengan pemuka agama seperti tokoh NU
              dan  Muhammadiyah  penting  agar  tak  misinformasi,  utamanya  menyangkut  kebijakan
              pemerintah.  "Dialog  sosial  dan  silaturahmi  akan  saya  terus  lakukan,  ke  Pengurus
              Muhammadiyah, ke stakeholder ketenagakerjaan," katanya.

              Sebelum  bertemu  dengan  Kiai  Said,  Menaker  membeberkan  sejumlah  alasan  mengapa
              membentuk UU Cipta Kerja dalam Omnibus Law. Menurut Ida pemerintah bertekad Indonesia
              menjadi  negara  dengan  ekonomi  terbaik  kelima  dunia  2045  dengan  membentuk  UU  untuk
              mengatur ekosistem investasi, memperbaiki transportasi pelayanan cepat, tepat dan dukungan
              Sumber Daya Manusia (SDM) unggul sehingga tercipta lapangan kerja yang luas.

              Pertimbangan lainnya, Indonesia belum memiliki daya saing kompetitif terkait lapangan kerja
              lantaran  sejumlah  aturan  tumpang  tindih  sehingga  menghambat  investasi  baik  dari  dalam
              maupun luar negeri. Belum lagi persoalan ekonomi digital, Indonesia belum begitu maksimal
              menjalaninya.  Persoalan  inilah  yang  menjadi  perhatian  pemerintah  sehingga  merasa  penting
              membentuk UU Cipta Kerja.

              Simak! Sikap Resmi PBNU Tetap Keras dan Menohok

              "Melalui Omnibus Law, ini merevisi puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja,"
              kata  Ida  Fauziyah  saat  berdialog  di  Program  Peci  dan  Kopi  164  Channel,  Kamis  (8/10).  Ida
              menyebut aturan investasi dan ketenagakerjaan saat ini mempersulit prosedur investasi bahkan
              menghambat pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

              Kehadiran undang-undang baru itu untuk menghadapi bonus demografi tahun 2030 mendatang.
              Saat  ini  angkatan  kerja  mencapai  2,5  juta,  sehingga  perlu  aturan  konkret  untuk  membuka
              lapangan kerja bagi masyarakat sehingga mereka terserap industri.

              "Bagaimana kita mau memanfaatkan bonus demografi, bagaimana kita menjadi negara dengan
              income  (penghasilan)  yang  tidak  stuck  (berhenti)  di  angka  5.  Kta  punya  tantangan
              pengangguran per April 2019, 7 juta. Turun Februari 2020, tapi naik lagi karena Covid-19. Angka
              pengangguran kita menjadi 9 sampai 10 juta," tutur Ida.

              Sebelumnya PBNU mengeluarkan sembilan poin pernyataan resmi yang diteken Ketua Umum
              PBNU KH Said Aqil Siroj dan Sekretaris Jenderal H Helmy Faishal Zaini pada 8 Oktober 2020.
              Dalam pernyataan itu PBNU menyesalkan proses legislasi UU Ciptaker terburu-buru, tertutup,
              dan enggan membuka diri terhadap aspirasi publik.

              Nahdlatul Ulama berkomitmen untuk tetap membersamai pihak-pihak yang berupaya mencari
              keadilan dengan menempuh jalur konstitusional dengan mengajukan uji materi ke Mahkamah
              Konstitusi.  Langkah  ini  akan  menjadi  jalur  terbaik  dan  terhormat  dalam  mencari  keadilan
              dibanding mobilisasi massa, apalagi di tengah pandemi yang belum mereda sampai dengan saat
              ini.


                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224