Page 230 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 230

"Itu hanya typo dan format, kan dirapikan, spasi-spasinya, jadi kedorong semua halaman nya,"
              jelas Indra.
              Sebelumnya, Badan Legislasi (DPR) masih merapikan naskah Undang-undang Cipta Kerja yang
              disahkan saat rapat paripurna pada Senin (5/10/2020) lalu.

              "Sampai  hari  ini,  kami  sedang  rapikan  (kami  baca  dengan  teliti)  kembali  naskahnya,  jangan
              sampai ada salah typo dan sebagainya." "Nanti hasil itu akan segera di kirim ke Presiden untuk
              ditandatangani jadi undang-undang, dan sudah bisa dibagikan ke masyarakat," papar anggota
              Baleg DPR Firman Soebagyo lewat keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

              Saat ini banyak beredar draf RUU Cipta Kerja yang belum final di publik dan media sosial, seperti
              cuti  haid,  cuti  kematian,  upah  minimum,  yang  saat  ini  di  undang-undang  sudah  mengalami
              perubahan.

              "Beredar di media sosial, kemudian viral dan justru itu memprovokasi." "Baik itu dari buruh,
              maupun  masyarakat  dan  mahasiswa.  karena  kurang  akuratnya  data  serta  informasi  yang
              diperoleh," papar politikus Partai Golkar itu.

              Oleh sebab itu, Firman mengajak semua pihak sama-sama meluruskan informasi terkait Undang-
              undang Cipta Kerja ke masyarakat secara baik.

              "Anggota DPR, masyarakat, tokoh masyarakat, lembaga, ikut mendorong kenadalikan masalah
              informasi tidak benar ini," ajak Firman.
              Disahkan DPR DPR mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang.

              Hal tersebut diputuskan dalam rapat paripurna masa persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di
              Gedung Nusantara DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/10/2020).

              "Berdasarkan yang telah kita simak bersama, saya mohon persetujuan. Bisa disepakati?" tanya
              Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin selaku pimpinan rapat paripurna.
              "Setuju," jawab para anggota dewan.


              Sebelum  disahkan  menjadi  undang-undang,  Azis  mempersilakan  Ketua  Panja  Baleg  DPR
              Supratman Andi Agtas dan perwakilan sembilan fraksi, menyampaikan pandangan akhir terkait
              RUU Cipta Kerja.

              Setelah  itu,  Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  mewakili  pemerintah  menyampaikan
              pandangan akhir terkait RUU tersebut.

              Tampak hadir pimpinan DPR secara fisik selain Azis Syamsuddin, yaitu Ketua DPR Puan Maharani,
              Wakil Ketua DPR Ahmad Sufmi Dasco, dan Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel.

              Sementara,  perwakilan  pemerintah  yang  hadir  fisik  adalah  Menko  Perekonomian  Airlangga
              Hartarto, Menteri Agaria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

              Kemudian, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri Dalam
              Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

              Lalu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

              Rapat paripurna diikuti 318 anggota dewan yang hadir secara fisik dan virtual, dari total anggota
              sebanyak 575 orang.


              Dengan kata lain, ada 257 anggota dewan tidak mengikuti rapat tersebut.

                                                           229
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235