Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 65
Ringkasan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, omnibus law Undang-Undang
Cipta Kerja (UU Ciptaker) disusun agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan
menengah (middle income trap). Pasalnya, pada saat UU ini nanti dijalankan, Indonesia bisa
menjadi negara yang efisien dan memiliki regulasi yang sederhana.
Ia mengatakan, pemerintah mendorong reformasi pajak dengan memberikan berbagai macam
insentif melalui UU Cipta Kerja. Produktivitas yang meningkat, inovasi, dan kreativitas diharapkan
mendorong Indonesia terlepas dari jebakan negara berpendapatan menengah. Pada saat yang
sama, program bantuan sosial untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan tetap
dilanjutkan pada 2021.
UU CIPTA KERJA LEPASKAN RI DARI MIDDLE INCOME TRAP
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, omnibus law Undang-Undang
Cipta Kerja (UU Ciptaker) disusun agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan
menengah (middle income trap). Pasalnya, pada saat UU ini nanti dijalankan, Indonesia bisa
menjadi negara yang efisien dan memiliki regulasi yang sederhana.
'Tujuannya (memang) untuk meningkatkan dan mengentaskan Indonesia dari middle income
trap. Indonesia bisa menjadi negara yang efisien, regulasinya simpel, dan memberi kesempatan
kepada rakyat untuk berusaha secara mudah," ujar Sri Mulyani dalam acara Pembukaan Ekspo
Profesi Keuangan yang berlangsung secara virtual, Senin (12/10).
Ia mengatakan, pemerintah mendorong reformasi pajak dengan memberikan berbagai macam
insentif melalui UU Cipta Kerja. Produktivitas yang meningkat, inovasi, dan kreativitas diharapkan
mendorong Indonesia terlepas dari jebakan negara berpendapatan menengah. Pada saat yang
sama, program bantuan sosial untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan tetap
dilanjutkan pada 2021.
Sri Mulyani menambahkan, tekanan besar pandemi Covid-19 terjadi pada kuartal II-2020 hingga
membuat laju perekonomian terkontraksi hingga mencapai 5,3%. "Kami berharap pada kuartal
III perekonomian akan mulai pulih meskipun dekat pada zona negatif, namun sudah mulai pulih
dan akan semakin kuat pada kuartal ke IV," ucap dia.
Sebelumnya, pada konferensi pers APBN Selasa (22/9), Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan
ekonomi RI pada kuartal IH-2020 mengalami kontraksi kisaran 2,8% hingga 1%. Sedangkan
keseluruhan tahun ini, diperkirakan pertumbuhan ekonomi RI kontraksi 0,6% hingga 1,7%.
Proyeksi ini sejalan dengan lembaga keuangan internasional lainnya seperti Dana Moneter
Internasional (IMF) yang memperkirakan pada 2020, ekonomi Indonesia tumbuh negatif 0,3%.
Kemudian, Bank Dunia memproyeksi kontraksi 2-1,6% dan Bank Pembangunan Asia (ADB)
memperkirakan kontraksi 1%.
"Secara over all Indonesia akan berusaha, keseluruhan tahun ini kita tidak terlalu jauh
dari kondisi negatif yang terjadi di hampir semua negara. Negara sekitar kita negatif lebih dalam,
mungkin kecuali Vietnam," imbuh Sri Mulyani.
Sedangkan negara tetangga lain di Asia Tenggara, lanjut dia, seperti Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Filipina mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan Indonesia. "Maka kita tetap
akan mengusahakan dengan seluruh tools kita termasuk fiskal untuk bisa meningkatkan daya
tahan kita dan bahkan pulih secara cepat," kata dia.
64