Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 98

LANGGAR PSBB, 70 PERUSAHAAN DITUTUP SEMENTARA

              SELAMA pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masih banyak perkantoran di
              Jakarta melakukan pelanggaran. Antara lain, tidak mengatur jaga jarak dan jumlah pegawai yang
              masuk kantor melebihi ketentuan 25 persen dari kapasitas.

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  Transmigrasi  dan  Energi  DKI  Jakarta,  Andri  Yansyah
              mengungkapkan, sebanyak 190 perusahaan ditutup sementara hingga 9 Oktober lalu.

              ''Sebanyak  120  perusahaan  ditutup  karena  ditemukan  kasus  positif  Covid-19.  Dan,  ada  70
              perusahaan ditutup sementara karena melanggar protokol kesehatan," ungkap Andri, di Jakarta,
              kemarin.

              Andri menjelaskan, untuk perusahaan yang ditutup sementara karena ada karyawannya terpapar
              Corona, tersebar di 5 kota wilayah Jakarta. Rinciannya, 15 perusahaan di Jakarta Pusat, 21 di
              Jakarta Barat dan 11 perusahaan di Jakarta Utara. Sedangkan di Jakarta Timur 18 perusahaan
              dan  Jakarta  Selatan  55  perusahaan.  Sementara  untuk  70  perusahaan  yang  ditutup  karena
              langgar protokol kesehatan, 29 perusahaan beroperasi di Jakarta Pusat, 7 di Jakarta Barat, 10
              di Jakarta Timur, 5 Jakarta Utara, dan 19 di Jakarta Selatan.

              Mengenai  aturan  di  PSBB  transisi,  Andri  memaparkan,  perkantoran  di  sektor  esensial  dapat
              beroperasi dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Sedangkan bagi perkantoran di sektor non-esen-
              sial beroperasi dengan maksimal 50 persen kapasitas.

              Sektor  esensial  mencakup  11  sektor  yakni  kesehatan,  bahan  pangan  atau  makanan  atau
              minuman,  energi,  komunikasi  dan  teknologi  informasi,  keuangan,  logistik,  perhotelan,
              konstruksi,  industri  strategis,  pelayanan  dasar,  utilitas  publik  dan  industri  yang  ditetapkan
              sebagai objek vital nasional dan objek tertentu, dan/atau kebutuhan sehari-hari.

              Dia  mengingatakan,  semua  perkantoran  wajib  mengikuti  ketentuan  protokol  kesehatan
              tambahan.  Yakni,  membuat  sistem  pendataan  pengunjung  di  perusahaan  yang  sekurang-
              kurangnya terdiri dari nama pengunjung, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor handphone,
              waktu berkunjung/bekerja. Sistem pendataan dapat berbentuk manual atau digital.

              Kemudian,  lanjutnya,  menyerahkan  data  pengunjung  secara  tertulis  kepada  Pemprov  DKI
              melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi sebagai upaya penelusuran penyelidikan
              epidemiologi.

              Selain itu, melakukan penyesuaian jam kerja dan shift kerja dengan jeda minimal antar shift 3
              (tiga)  jam.  Memaksimalkan  penggunaan  teknologi  dan/atau  rekayasa  engineering  dalam
              melaksanakan aktivitas kerja, serta untuk mencegah kerumunan atau kontak langsung.

              "Bila ditemukan klaster di sebuah tempat kerja, maka wajib melakukan penutupan tempat kerja
              selama 3 x 24 jam untuk desinfeksi," ujarnya.

              Kurang Pengawasan

              Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
              (DPRD)  DKI  Jakarta,  Gembong  Warsono  menilai,  pelaksanaan  PSBB  di  perkantoran  belum
              optimal.  Hal  itu  antara  lain  terjadi  karena  minimnya  pengawasan  protokol  kesehatan  di
              perkantoran.

              "Pengawasan dari manajemen perusahaan atau Pemprov DKI Jakarta baru muncul setelah kasus
              mulai merebak," ujar Gembong, kemarin.





                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103