Page 34 - Buku Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi
P. 34

memenuhkan  dia    engan  spirit  melayani  dan  menyediakan
                            baginya  instrumen-instrumen  yang  efektif  agar  dapat
                            digunakan  secara  pribadi,  kita  dapat  berharap  dengan  baik
                            tentang suatu masyarakat besar yang layak, penuh cinta dan
                            harmoni.”

                            Dalam  dunia  pendidikan  pragmatisme  mengarahkan  agar
                     subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar
                     sekolah. Oleh karenanya, kehidupan di sekolah selalu disadari sebagai
                     bagian  dari  pengalaman  hidup,  bukan  bagian  dari  persiapan  untuk
                     menjalani hidup. Di sini pengalaman belajar di sekolah tidak berbeda
                     dengan  pengalaman  saat  ia  belajar  di  luar  sekolah.  Pelajar
                     menghadapi problem yang menyebabkan lahirnya tindakan penuh dari
                     pemikiran yang relative. Di sini kecerdasan disadari akan melahirkan
                     pertumbuhan  dan  pertumbuhan  akan  membawa  mereka  di  dalam
                     beradaptasi  dengan  dunia  yang  berubah.  Ide  gagasan  yang
                     berkembang menjadi sarana keberhasilan.

                            Uraian  berikut  memuat  berbagai  pandangan  filsafat
                     pragmatisme  terhadap  berbagai  komponen  esensial  dalam
                     pendidikan: (Wasitohadi, 2012)

                     1.  Pengalaman sebagai basis pendidikan

                        Salah satu kata kunci dalam filsafat pragmatisme, terutama yang
                        dikembangkan  John  Dewey,  adalah  “pengalaman”,  adalah
                        keseluruhan  kegiatan  dan  hasil  yang  kompleks  serta  bersegi
                        banyak dari interaksi aktif manusia, sebagai makhluk hidup yang
                        sadar dan bertumbuh, dengan lingkungan di sekitarnya yang terus
                        berubah dalam perjalanan sejarah (Sudarminta, 2004). Melawan
                        berbagai  bentuk  dualisme,  bagi  Dewey,  pengalaman  selalu
                        memuat  kutub  subyek  (dengan  segala  keinginan,  kepentingan,
                        perasaan, sejarah, budaya, dan latar belakang pengetahuannya)
                        maupun obyek (dengan segala kompleksitasnya), mental maupun
                        fisik,  rasional  maupun empirik.  Pengertian  ini  dikemukakan  oleh
                        Dewey  sebagai  reaksi  terhadap  dua  bentuk  pereduksian  atau






                                                      23
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39