Page 127 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 127
kepercayaan saja. Seperti yang terdapat pada suku ‘terasing’ – Suku Talang Mamak, Suku Akit,
Suku laut, dan sebagainya. Maupun kepercayaan yang juga mencangkup masalah upacara-upacara
yang lahir dari kebiasaan-kebiasaan lama orang melayu, seperti tepung tawar, mati tanah dan
lainnya.
Keprcayaan tehadap jiwa, roh atau semangat amat mempengaruhi kehidupan manusia.
Kepercayaan ini dapat dikesan melalui mitos dan legenda. Mitos adalah cerita mengenai dewa
dewi dan makhluk luar biasa yang menjadi dasar kepercayaan dan sistem agama. Sedangkan
legenda merupakan cerita mengenai kejadian alam, keramat, pusara, atau kuburan dan pohon yang
dianggab berpuaka atau yang berkaitan dengan roh seseorang yang terkenal di tempat tertentu.
Roh ini dikenal sebagai hyang yang bermaksuk moyang. Kepercayaan pemujaan nenek
moyang mempunyai kesan dalam bentuk likisan binatang di gua-gua yang banyak terdapat di irian
jaya dan tradisi mengalitik yaitu mebina batu-batu besar sebagai tanda penghormatan kepada
nenek moyang. Tradisi megalitik ini terdapat di kebanyakan tempat di Indonesia seperti Sumatera,
Jawa, Sulawesi,Sumbawa, dan Bali serta Malaka dan Negeri Sembilan di Tanah Melayu.
Namun sebenarnya yang dikatakan kepercayaan dalam masyarakat melayu itu bukan hanya
dalam kepercayan lama saja yang menjadi peninggalan masa lampau seperti animisme, tapi juga
kepercayaan yang datang setelahnya, seperti kepercayaan agama agama hindu, budha dan Islam
sendiri. Dimana Islam yang datang terakhir mengakomodir semua unsur kebudayaan tersebut
secara perlahan, serta melakukan penelusuran terhadap hal-hal yang bertentangan dengan Islam.
Dalam masyarakat Melayu, Yang disebut dengan kepercayaan itu bukan saja kepercayaan
lama yang menjadi peninggalan masa lampau, tetapi juga kepercayaan populer Islam, yaitu
sebagian perlakuan orang Melayu berhubung dengan kuasa luar. Dalam perlakuan agama orang
Melayu terdapat persepsi terhadap agama resmi yang mereka anut dan kepercayaan lama, namun
persepsi ini tentu saja berbeda antara satu tempat dengan tempat yang l ain.
Hubungan antara agama resmi dengan kepercayaan dalam masyarakat Melayu bisa dilihat
dalam berbagai upacara yang dilakukan. Paling tidak ada tiga unsur yang berkembang dalam
masyarakat melayu, yaitu: pertama, unsur-unsur yang berasal dari ajaran Islam, kedua, unsur-
unsur yang berasal dari kepercayaan lama, ketiga, unsur-unsur yang berasal dari Islam populer.
Ketiga unsur ini terdapat hubungan yang erat dan saling terkait. Dalam masyarakat Melayu
tidak terdapat perbedaan perlakuan yang tegas antara unsur-unsur yang berasal dari agama dan
unsur-unsur yang berasal dari kepercayaan, karena unsur-unsur yang berasal dari kepercayaan itu
tetap tidak boleh berlawanan dengan unsur-unsur yang berasal dari agama. Kedua unsur itu
berkembang dan menyatu di tengah-tengah masyarakat dan memperkaya Khasanah kebudayaan
Melayu.
127