Page 43 - Kelompok 6 Kelas 12 SMA
P. 43
Perlu dilakukan
Editorial Media Indonesia 5 Mei 2022 menyatakan bahwa kita tidak boleh
memandang enteng penyakit ini. Antisipasi dan pencegahan harus dilakukan.
WHO menyampaikan negara yang sudah melaporkan kasus diimbau untuk
menganalisis secara terperinci gambaran klinik kasus yang ada. Juga harus
dikumpulkan data lengkap tentang riwayat paparan terhadap berbagai bahan
sebelum jatuh sakit, juga dilakukan pemeriksaan toksikologi lengkap (makanan,
lingkungan, dll) serta tentunya memeriksa berbagai jenis virus dan bakteri lain,
yang mungkin saja jadi penyebab, atau setidaknya salah satu faktor penyebab
(co-factor) terjadinya penyakit itu.
Direkomendasikan, bahwa yang diperiksa termasuk darah, serum, urine, tinja,
dan secret/cairan saluran napas, dan bila mungkin dilakukan biopsi hati. Analisis
sampel harus dilakukan secara mendalam, termasuk pemeriksaan sekuensing.
Berbagai pemeriksaan itu tentunya harus dilakukan pada tiga kasus yang sudah
ada di Indonesia yang, walaupun kasusnya sudah meninggal, mungkin saja
sampel darah dan lain-lain masih tersimpan di rumah sakit yang merawatnya.
Kemudian, semua informasi yang tersedia sebaiknya juga dikomunikasikan
dengan badan internasional dan regional agar penanganan secara global dapat
terkendali. Untuk Eropa, yang merupakan awal kasus itu dilaporkan, telah ada
The European Surveillance System (Tessy) yang dibuat bersama oleh WHO dan
CDC Eropa (E-CDC). Akan baik kalau di masa datang Indonesia dapat
memelopori pembentukan ASEAN-CDC sehingga kalau ada wabah seperti itu,
dapat dilakukan surveilans regional secara lebih terorganisasi.
Program yang perlu dilakukan selanjutnya ialah upaya keras untuk
mengidentifikasi, menginvestigasi, dan melaporkan kasus-kasus seperti definisi
di atas. Juga, harus ditelusuri mendalam pola penyebaran epidemiologis antara
kasus yang ada dan/atau dengan kontak sekitarnya untuk dapat dilacak
kemungkinan sumber asal penyakitnya. Penyelidikan epidemiologis (PE)
seyogianya juga melingkupi informasi geografis dan temporal sehingga datanya
menjadi lengkap.
Kita tentu tidak berharap penyakit ini akan merebak luas. Namun,
bagaimanapun tentu antisipasi kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan harus
dilaksanakan. Kesiapan itu mulai pelayanan primer di puskesmas dan klinik
sampai ke pelayanan di level rujukan tertinggi di rumah sakit. Kita tahu,
misalnya, ketika kasus masih sekitar 170-an, sekitar 10% di antaranya
memerlukan transplantasi hati. Jadi, hal itu mungkin perlu diantisipasi pula
kalau diperlukan.
Sumber: Media Indonesia, 06 Mei 2022
38