Page 95 - SKI KELAS X MAN TRENGGALEK._Neat
P. 95
2. Tahkim
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya pasukan Ali bin Abi Thalib
menerima tawaran damai tersebut dengan pertimbangan agar tidak bertambah lagi
korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Kedua belah pihak bersepakat untuk
mengembalikan keputusan kepada kitabullah dan menunjuk utusan masing-masing
pihak untuk mengadakan perundingan.
Dari pihak Ali bin Abi Thalib ditunjuklah Abu Musa al-Asy’ari dan dari pihak
Muawiyah ditunjuklah Amr bin Ash. Mereka bersepakat dengan sebuah perjanjian
Tahkim yang salah satu keputusannya adalah sepakat untuk genjatan senjata dan
memutuskan untuk mengembalikan persoalan umat kepada kitabullah.
Ketika tiba saat yang ditentukan kedua belah pihak berkumpul untuk
memutuskan perdamian dikalangan umat Islam, dengan masing-masing kubu
membawa 400 pasukan. Mereka berkumpul disebuah tempat bernama Daumatul
Jandal, tepatnya di Adzruh. Abu Musa Al-Asy’ari diberi kesempatan oleh Amr bin Ash
untuk menyampaikan pidatonya di hadapan pasukan: “saudara-saudara kami telah
mengkaji persoalan ini, maka kami tidak melihat keputusan yang paling tepat dan
paling bisa menghindarkan kekacauan sekarang ini yang sama-sama disepakati olehku
dan oleh Amr selain satu saja, kita mencopot Ali dan Muawiyah dari jabatannya,
hadapilah urusan ini dan angkatlah orang yang menurut kalian berhak menjadi kepala
Negara kalian”
Abu Musa mundur dari mimbar dan kemudian Amr bin Ash maju dan berdiri di
mimbar, lalu menyampaikan pidatonya: “Abu Musa telah menyampaikan pernyataan
seperti yang telah kalian dengar tadi, dia telah mencopot sahabatnya (Ali bin Abi
Tholib), dan akupun mencopot sahabatnya itu seperti yang dia lakukan. Dan aku
kokohkan kedudukan sahabatku, karena dialah ahli waris Usman, dan pihak yang
paling berhak menggantikan kedudukan Usman.
Demikianlah pada akhirnya tahkim tidak dapat memuaskan kedua belah pihak
terutama dari pihak Ali bin Abi Thalib dan para pendukungnya, walaupun pihak
Muawiyah tidak mendapatkan dukungan dari kubu Ali namun paling tidak dalam
keputusan tersebut terdapat pernyataan bahwa kekuasaan tidak lagi berada di tangan
Ali dan kemudian diserahkan kepada kaum Muslim untuk memilih pemimpin yang
mereka inginkan, dan pada saat itu Muawiyah memiliki pasukan yang cukup besar yang
Sejarah Kebudayaan Isalam 75