Page 40 - E-MODUL BIOLOGI MATERI SISTEM PERNAPASAN
P. 40


                                                        
                                                                      
                                                                        
                                            
                                                                          
                        
                                                
                                                  
                                                          
                                                               
                                               
                                                                 
                    
                                 
                                                                                       
                                                     
                                                                                            
                                   
                                                                                                
                                     
                                          
                                                                                   
                                                                                
                                                                               
                                                                                      
                             
                                                                                    
                                                   
                                      
                                           
                                              
                                                                                     
                                                                                      
                                                                            
                                                                              
                                                                                                
                                                                                                  
                                                                                      
                                                                                         
                                                             
                                                               
                                                      
                                                          
                                                                       
                                                                         
                                                                     
                                                                       
                          
                         
                              
                                 
                                
                        
                  “Barangsiapa  di  kehendaki  Allah  akan  mendapat  hidayah  (petunjuk),  Dia
                  akan  membukakan  dadanya  untuk  (menerima)  Islam.Dan  barangsiapa
                  dikehendaki-Nya  menjadi  sesat,  Dia  jadikan  dadanya  sempit  dan  sesak,
                  seakan-akan  dia  (sedang)  mendaki  ke  langit.Demikianlah  Allah
                  menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” {QS. Al-An’am
                                                                                                [6]: 125

                      Ayat  {QS.  Al-  An’am  [6]:  125},  menjelaskan  bahwa  minimnya  tekanan
                  udara dan oksigen terjadi setiap kali bertambah ketinggian seseorang dari
                  permukaan bumi. Keadaan ini menyebabkan kesempitan dan kesulitan pada
                  dada  untuk  bernapas  (sesak  napas)  sehingga  frekuensi  pernapasan
                  seseorang  pun  semakin  sedikit.  Sesak  dada  yang  dirasakan  akan  menjadi
                  semakin  sesak  jika  ia  naik  ke  langit  dan  sesak  itu  semakin  kuat  seiring
                  dengan semakin tingginya ia naik ke atas. Inilah makna kata  haraj (sesak)
                  dalam {QS. Al-An’am [6]: 125}.  Ayat diatas meng-ungkapkan makna sesak
                  dengan  ungkapan  yang  sangat  tepat.  Ayat  {QS.  Al-  An’am  [6]:  125},
                  menggunakan  kata  yashsha’adu.  Padahal,  asal  muasal  kata  tersebut
                  yatasha’adu  (naik),  kata  yashsha’aduberarti  naik  dan  naik  lagi.  Dengan
                  demikian, ayat diatas tidak hanya berbicara mengenai sesaknya dada yang
                  dihadapi  seseorang  ketika  ia  naik  angkasa,  tetapi  juga  membicarakan
                  bertambahnya sesak seiring dengan bertambahnya ketinggian seseorang di
                  udara.  (Thayyarah,  2012:  374-375).  Hal  ini  menunjukkan  begitu  maha
                  besarnya  Allah  Subhanahu  wa  Ta’ala,  untuk  itu  kita  harus  senantiasa
                  bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena diberikan kesempatan
                  bernapas  dengan  sebaik-baiknya.  Kita  bisa  bernafas  dengan  mudah,  tidak
                  ada hambatan dan tidak ada rasa perih. Setiap tarikan dan hembusan nafas
                  kita  seharusnya  digunakan  untuk  keta’atan  kepada  Allah  Subhanahu  wa
                  Ta’ala  sebagai  wujud  syukur  atas  anugerah  system  pernafasan  yang  telah
                  Allah berikan kepada kita. Manusia yang tidak memanfaatkan nikmat nafas
                  untuk  keta’atan  kepada  Allah  Subhanahu  wa  Ta’ala  maka  diakhirat  kelak
                  akan diazab oleh Allah dan setiap tarikan nafas dilakukan dengan merintih
                  sebagaimana dinyatakan dalam {QS. Hud: 11} : 106).
                  “Adapun  orang-orang  yang  celaka,  Maka  (tempatnya)  di  dalam  neraka,  di
                  dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)”

                  E-Modul Biologi  Terintegrasi Nilai-Nilai Al-Qur’an  Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pernapasan    39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45