Page 45 - E-MODUL_KERAJINAN TANGAN
P. 45
seseorang yang telah mencapai taraf kehidupan syurgawi. Disebutkan
bahwa Budha sendiri meminta kiranya jasadnya dikremasi dan dikuburkan di
bawah sebuah stupa yang akan menjadi satu-satunya fokus perenungan
untuk mengingatkan orang akan hidup, kematian, dan pencerahannya (Crim,
1981: 716).
Belakangan, Sidharta Gautama kemudian dipatungkan secara
antropomorfis (wujud manusia) dan didewakan sebagai penyelamat. Hal ini
sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam agama Budha yang
ditandai dengan kelahiran aliran Mahayana yang menekankan pada
penyelamatan universal sebagai reaksi terhadap penyelamatan
individualistis ajaran Budha pada masa sebelumnya. Pematungan Budha
dalam wujud manusia juga dikaitkan dengan masuknya pengaruh Yunani.
Patung Budha sebagai dewa penyelamat ditampilkan dalam posisi berdiri,
duduk atau berbaring dengan mengikuti pedoman standar berupa ciri fisik
Budha antara lain: ekspresi wajah yang tenang, cuping telinga yang lebar
dan panjang, rambut yang bersanggul, ada tonjolan pada dahi yang disebut
urna, bahu yang kokoh dan lebar, serta sikap tangan dalam posisi tertentu
(mudra) yang mengandung makna simbolis. Selain sebagai patung yang
berdiri sendiri, Budha juga ditampilkan dalam wujud relief naratif tentang
kehidupan dan ajaran Budha. Dalam konteks agama Kristen, Seni rupa telah
menunjukkan perannya sejak masa awal. Hal ini terlihat pada peninggalan
karya seni rupa yang dibuat oleh penganut Kristen di dalam katakombe
(catacomb), ruang bawah tanah tempat persembunyian penganut Kristen
saat agama Kristen masih berstatus agama yang terlarang. Pada dinding
katakombe terdapat lukisan yang menggambarkan Kristus sebagai
pengembala yang baik dengan corak lukisan yang lazim pada masa itu. Pada
masa awal agama Kristen telah diperkenalkan berbagai simbol visual yang
kelak banyak digunakan seperti burung merak simbol keabadian, buah
anggur simbol jamuan suci, jangkar simbol harapan, chi-Rho, alfa, dan
omega huruf pertama dan terakhir alphabet Yunani simbol dari
keserbalingkupan Kristus. Setelah agama Kristen mendapatkan pengakuan
dari penguasa Romawi dan bahkan kemudian dijadikan agama resmi negara,
para perupa mendapatkan kebebasan untuk mendedikasikan karyanya bagi
kepentingan syiar agama Kristen. Lahirlah berbagai karya seni rupa yang
monumental dengan rokh agama Kristen seperti seni iluminasi/ilustrasi yang
menghiasi injil dan buku keagamaan lainnya, seni mosaik, seni lukis, seni
patung/relief, seni kaca pateri (stained glass), dan seni kriya.
Demikianlah uraian tentang peran seni rupa dalam bidang
kepercayaan/keagamaan yang telah melahirkan karya seni rupa yang
monumental dan menjadi warisan kebudayaan dunia.
10.2 Peran Ekonomis
Peran seni rupa dalam bidang ekonomi tercermin pada dua aspek yakni
pemanfaatan karya seni rupa sebagai: (1) komoditas yang dipasarkan, dan
(2) media untuk mempromosikan jasa atau produk.
1. Seni Rupa sebagai Komoditas
Komoditas bermakna segala benda atau jasa yang ditawarkan sebagai
produk untuk dipasarkan. Seni rupa sebagai komoditas yang dipasarkan
41