Page 37 - E-Modul Kapita Selekta PPKn SD
P. 37
berorganisasi (Organizational Mastery), yang memiliki kemampuan
mengembangkan organisasi, manajemen startegik, meraih peluang,
mengadakan pengkaderan generasi penerus , memahami aspek makro dan
mikro ekonomi dan keterampilan operasional.
Kadar kompetensi kepemimpinan seseorang dapat dipelajari melalui 4
(empat) tingkatan kemampuan yaitu: Tingkat Pertama, yaitu seseorang tidak
memiliki pengetahuan banyak tentang Teori Kepemimpinan Dalam Organisasi
kopentensi kepemimpinan, dan tidak peka untuk mengembangkan kompetensi
tersebut, mungkin karena mereka tidak pernah mencoba menjadi pemimpin,
Tingkat Kedua, yaitu seseorang menjadi sadar apa yang diperlukan untuk
mengerjakan sesuatu secara baik, tetapi masih merupakan kompetensi yang
masih bersifat personal. Dengan berlatih seseorang akan lebih peka dan sadar
tentang hal yang benar juga penting dilakukan untuk kemudian secara gradual
diubah menjadi kompetensi kepemimpinan, Tingkat Ketiga, yaitu
kepemimpinan atau kompetensi akan sesuatu hal menjadi suatu kenikmatan
yang sempurna. Anda akan menerima feed back positif dari kemampuan skill
dan kepekaan tentang seberapa baik keadaan seseorang yang akan segera
berlanjut ke tingkat empat, dan Tingkat Keempat, yaitu kemampuan
kepemimpinan atau skill menjadi bagian diri seseorang dan akan tampak secara
alami. Seseorang yang yang dilahirkan dari pada bagaimana ia dibentuk atau
bahwa seseorang pemimpin alami, itu berarti orang tersebut dapat langsung
beroperasi menjadi pemimpin tanpa melalui tahap 3 (Rivai, Veithzal, 2007).
Dari penjelasan di atas, kita dapat diketahui pada tingkat berapa
kompetensi kepemimpinan seseorang berada, dan yang paling terpeting bahwa
seorang ”Pemimpin” seharusnya memiliki komitmen organisasional yang kuat,
visionary, disiplin diri yang tinggi, tidak melakukan kesalahan yang sama,
antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen
waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi
bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan
selalu siap melayani. Disamping itu harus memiliki kemampuan pribadi,
kemampuan kepemimpinan dan kemampuan berorganisasi dengan mutu
kepemimpinannya yang memiliki sikap, perilaku, tindakan serta hati nuraninya
dengan kemampuan IQ, IE, SQ dan kecerdasan ragawi.
c. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh
para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja
dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara,
2003).
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin
visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana
dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
1) Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya
dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan
“guidance, encouragement, and motivation.”
33