Page 134 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 134

BAB 10   Teknik Analisis Data



                      taraf signifikansi. Makin besar α (alpa) atau taraf signifikansi yang dipakai peneliti

                      dalam pembuktian hipotesis, makin besar pula tingkat kekeliruan hipotesis, makin

                      besar pula tingkat kekeliruan tipe I yang diambilnya. Sebaliknya, makin kecil b (beta)

                      yang diambil makin besar pula kekeliruan tipe I. Umpama: Peneliti mengambil α =

                      0.05 atau 0.01. Dengan α = 0.01 atau taraf signifikansi 1% berarti kira-kira satu
                      dari tiap 100 kesimpulan, kita akan menolak satu hipotesis yang seharusnya dite-

                      rima. Atau dapat juga dikatakan mungkin kira-kira 99% kita membuat kesimpulan

                      yang benar dan mungkin salah hanya 1%, dengan peluang 0,01.

                            Setiap kali penelitian menentukan taraf pembuktian dapat dihitung. Peluang

                      terjadinya kekeliruan tipe I (1 – b) disebut dengan uji atau kuasa uji. Untuk lebih

                      jelasnya kedua tipe kekeliruan itu, perhatikanlah tabel berikut:


                                                                         Tabel 10.3

                                   Dua Bentuk Kekeliruan dalam Membuat Kesimpulan tentang Hipotesis.


                               Hipotesis                     Kesimpulan                      Kekeliruan

                               Hipotesis  Benar              Terima  Hipotesis               Tidak  ada  kekeliruan

                                                             Tolak  Hipotesis                Kekeliruan  Tipe  I

                               Hipotesis  Salah              Tolak  Hipotesis                Tidak  ada  kekeliruan

                                                             Terima  Hipotesis               Kekeliruan  Tipe  II



                            Peneliti hendaklah menghindari kesalahan dalam mengambil kesimpulan. Oleh

                      karena itu, peneliti selalu berusaha menekan kedua tipe kekeliruan pada sampai yang
                      sekecil-kecilnya. Untuk mencapai maksud tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah

                      karena dengan menekan kekeliruan tipe I, yaitu mengurangi menolak hipotesis yang

                      benar, sebenarnya pula peneliti menambah besar kemungkinan menerima hipotesis

                      yang salah. Oleh karena itu, seorang peneliti harus pandai dan mampu menggu-

                      nakan pertimbangan teoretis dan dituntut pula untuk menggunakan pertimbangan
                      praktis sesuai dengan situasi pada umumnya.



                      b.  Langkah-langkah Pengujian Hipotesis


                            Pengujian hipotesis bukanlah dimaksudkan untuk menentukan apakah hipotesis

                      yang disusun itu benar atau tidak (kebenaran hipotesis), melainkan hanya menerima

         a            atau menolak hipotesis. Oleh karena itu, perlu ditentukan terlebih dahulu apakah hi-
          k
         a
          t           potesis yang akan diuji itu hipotesis nihil atau hipotesis kerja/alternatif. Selanjutnya
         s
         u
         p            baru ditentukan kriteria pengujian yang merupakan daerah penolakan (daerah kritik)
         a
          i
         s
         e            dan daerah penerima, dengan menentukan taraf signifikansi atau taraf kepercayaan.
         n
         o
          d
         n
          i                 Bentuk hipotesis yang disusun akan menentukan tenik analisis yang dipakai dan
          /
         m
         o            pada bagian berikutnya akan menentukan pula bentuk pengujiannya. Umpama:
         c
       .
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139