Page 21 - Buletin Kembali ke Sekolah Biru Kehijauan dan Putih
P. 21
Ada juga kelakuan siswa yang membuat penulis merasa terkejut secara tidak
sengaja melihat ada beberapa siswa duduk santai sambil merokok di warung
depan sekolah pada saat jam belajar. Mungkin mereka tidak masuk kelas karena
telat sehingga memilih tempat yang aman hingga proses belajar mengajar selesai
baru mereka pulang. Ada juga yang marah dengan guru ketika pulang sekolah gas
sepeda motor diperbesar agar terdengar suara meraung-raung sebagai bentuk
protes terhadap guru yang telah menegurnya karena siswa yang bersangkutan
sering telat datang ke sekolah. Tidak jarang juga pada saat siswa berpapasan
dengan guru lewat saja tanpa menyapa atau tidak senyum, mungkin mereka
merasa guru tersebut tidak mengajar dikelasnya.
Sikap lainnya, ada siswa yang berpacaran baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Berboncengan berdua. Pada saat ditegur atau dinasehati, kedua siswa
yang berlainan jenis malah saling bantu membantu menutupi kesalahan mereka
bahkan ada yang marah kepada guru dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas bahkan cenderung tidak beretika sama sekali.
Ada beberapa faktor yang memicu krisis sikap tidak hormat terhadap guru,
Disatu sisi ada UU no.14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, yang menjadi
landasan legal bagi guru dan Dosen memberikan pendidikan . Disisi lain ada UU
no.35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, yang dapat dijadikan landasan bagi
anak untuk melakukan keberatan hukum atas apa yang terjadi padanya. Hasilnya
kedua UU ini bias dan menimbulkan dilema dalam proses pendidikan. Lebih jauh
dalam aplikasinya , guru dihadapkan pada situasi sulit dalm menghadapi kondisi
siswa yang sulit diatur , tidak disiplin, sikap tidak hormat dan berani kepada guru.
Jika tidak diberikan sikap yang tegas , akan membuat siswa semakin bebas dan
berani.. Jika diberikan sangsi yang tegas , guru digugat bahkan dikriminalkanoleh
siswa maupun orang tua.
Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi menurunnya rasa hormat siswa
terhadap guru adalah perkembangan teknologi Informasi dan teknologi yang
sering disebut dengan TIK atau ICT, pengaruh modernisasi kultur dan penyalah
gunaaan obat-obatan terlarang.
Disamping itu , kurangnya pengetahuan agama dari orang tua, tiada contoh
teladan. Banyak peserta didik berbuat seperti itu karena tidak ada yang dapat
dijadikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga cendrung
bersikap sesuka hati kepada siapa saja termasuk kurang menghormati guru dan
orang tua mereka sendiri.
H A L A M A N 1 8