Page 24 - E-Modul_Keterampilan_Berbahasa
P. 24
U – u u – u u – / u //
Seruling di pasir ipis merdu
U u – – u – u – u- u //
Antara gundukan pohonan pina
U – u – u / u – u – //
Tembang menggema di dua kaki\
U – u – u – u – //
Burungrang Tangkuban Perahu
Pada tanda (u) tekanan melembut, pada tanda (-) tekanan mengeras, tekanan melembut dan mengeras
berselingan mengikuti pola irama bait puisi tersebut, irama tersebut terdengar menguat karena ada
perulangan bunyi vocal u pada larik pertama kemudian perulangan bunyi vocal a – u – i pada larik kedua.
Perulangan bunyi konsonan dan vocal pada puisi tersebut menimbulkan kemerduan.
2. Volume suara
Pada membaca puisi, volume suara perlu disesuaikan dengan situasi dan keadaan. Sebaiknya, jangan
terlalu lemah sehingga tidak terdengar jelas dan juga jangan terlalu keras karena akan memekakkan telinga.
3. Mimik (ekspresi wajah)
Merupakan perubahan raut muka yang terlihat ketika membacakan bagian-bagian puisi tersebut. Ketika
membaca bagian puisi Chairil Anwar “Aku Binatang Jalang” dan “Aku mau hidup seribu tahun lagi”, tentu
akan berbeda ketika membaca bagian puisi Hartoyo Andang Jaya “Apakah yang Kupunya anak-anakku
selain buku-buku dan sedikit ilmu” mimik atau ekspresi muka ketik membacakan puisi Chairil Anwar akan
terlihat penuh semangat sedang pada puisi Hartoyo Andang Jaya akan terlihat ekspresi, yang penuh
kepasrahan.
4. Kinesik
Kinesik adalah ekspresi tubuh berupa gerakan yang mendukung isi puisi. seperti, ekspresi tubuh ini akan
terlihat dengan tangan mengepal, dada membusung, dan sikap menantang ketika membaca puisi berjudul
“Tantangan”.
17