Page 47 - E-Modul Pembelajaran Final
P. 47
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder dibuahi oleh sel
sperma/spermatozoa. Fertilisasi terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki
oviduk. sebelum spermatozoa memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus
menembus lapisan-lapisan sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang
disebut dengan korona radiata.
Kemudian sesudah menembus korona radiata, spermatozoa harus menembus
lapisan selanjutnya yaitu zona pelusida. Zona pelusida adalah zona/lapisan yang
membungkus oosit sekunder terletak di bawah korona radiata dan tersusun atas
glikoprotein. Spermatozoa dapat menembus oosit sekunder dikarenakan keduanya
saling mengeluarkan enzim atau senyawa tertentu untuk mendukung proses fertilisasi
terjadi. Pada spermatozoa bagian akrosom mengeluarkan hialuronidase, akrosin, dan
antifertilizin. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan senyawa
hialuronid pada korona radiata. Akrosin merupakan enzim/protease yang dapat
memecah/menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida. Antifertilizin merupakan
antigen terhadap oosit sekunder sehingga spermatozoa dapat melekat pada oosit
sekunder.
Pada ovum juga mengeluarkan senyawa tertentu. Senyawa tersebut ialah
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi mengaktifkan spermatozoa
agar bergerak lebih cepat, menarik spermatozoa secara kemotaksis positif (respon sel
yang menarik diri lebih dekat menuju zat kimia), dan mengumpulkan spermatozoa di
sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu spermatozoa telah menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit
di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa khusus yang menyebabkan
zona pelusida tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lainnya. Adanya penetrasi
spermatozoa juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder,
sehingga dari keseluruhan proses oogenesis dihasilkan tiga badan polar dan satu
ovum.
Segera setelah spermatozoa memasuki oosit sekunder, ekor spermatozoa
akan terdegenerasi, sedangkan inti/nukleus pada kepala spermatozoa yang
mengandung 23 kromosom (n) akan berfusi dengan ovum yang mengandung 23
kromosom (n) menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) (Irianto, 2014:
687).
35