Page 34 - PDF Compressor
P. 34
sedangkan noesis adalah refleksi subyektif (kesadaran) dari
pernyataan yang obyektif tersebut.
59
Dalam pandangan ini bahwa realitas itu apa adanya, kita
tidak menpunyai ide apa pun mengenai realitas (pernyataan
obyektif). Interrelasi antara kesadaran dengan realitas itulah yang
disebutnya intensionalitas. Semisal, kita khawatir terhadap
sesuatu, kita mencitai sesuatu, kita bangga terhadap sesuatu.
“Sesuatu” itu tidak kita ketahui, kita tahu karena kita
menyadarinya bahkan menyadari terhadap obyek yang imajinier.
Penelitian fenomenologis fokus pada sesuatu yang dialami
dalam kesadaran individu, yang disebut sebagai intensionalitas.
Intensionalitas, menggambarkan hubungan antara proses yang
terjadi dalam kesadaran dengan obyek yang menjadi perhatian
pada proses itu. Dalam term fenomenologi, pengalaman atau
kesadaran selalu kesadaran pada sesuatu, melihat adalah melihat
sesuatu, mengingat adalah mengingat sesuatu, menilai adalah
menilai sesuatu. Sesuatu itu adalah obyek dari kesadaran yang
telah distimulasi oleh persepsi dari sebuah obyek yang “real”
atau melalui tindakan mengingat atau daya cipta.
60
Intensionalitas tidak hanya terkait dengan tujuan dari
tindakan manusia, tetapi juga merupakan karakter dasar dari
pikiran itu sendiri. Pikiran tidak pernah pikiran itu sendiri,
melainkan selalu merupakan pikiran atas sesuatu. Pikiran selalu
memiliki obyek. Hal yang sama berlaku untuk kesadaran.
Intensionalitas adalah keterarahan kesadaran (directedness of
consciousness). Intensionalitas juga merupakan keterarahan
tindakan, yakni tindakan yang bertujuan pada satu obyek.
59 Tom O’D. and Keith P. Ed, 48.
60 Jonathan A. Smith, Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 12.
25