Page 33 - Bahan Ajar Digital Geografi
P. 33
f. Pandangan Al-Qur’an tentang teori tata surya
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraiakan oleh para ilmuwan di atas, kalau kita analis secara
mendalam, dari kelima teori yang disampaikan tersebut terdapat 4 teori yang memiliki kesamaan yang
mendasar. Jika dibaca dengan seksama, dari teori nebula, planetesimal, pasang surut hingga teori proto
planet maka dari ke empat teori tersebut selalu menyebutkan material tentang kabut atau gas dalam
proses terbentumya tata surya. Jika dilihat dari sudut pandang Al-Qur’an maka sebelum teori-teori
tersebut disammpaikan oleh para ahli pada saat itu, Al-Qur’an telah menyinggungnya dalam Surah
Fulssilat ayat 11 sebagai berikut,
AUDIO
َ ۡ
ُ
١١ َّ َنيِعِئ اط َ اَنيَتأ َّ اَتلاَق َ ۡ َ اٗهرَك َ َّۡ وأ ۡ اًعوط ۡ َ اَيِتئٱ ۡ َّ ِ ض ۡ رلِۡلو اهل َ َّ َلاَقَف َّ ناَخُد َّ يِهو َ َّ ِء ا َ م سلٱ ىل ِ َ إ َّ ىوَتسٱ
َّ مث ۡ
َ َ
َ
َ
Artinya: Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Dalam ayat tersebut terdapat potongan makna yang mengatakan bahwa, “Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap”. Kata asap di dalam makna kalimat
tersebut menurut para ahli tafsir disamakan kedudukan dengan kabut atau gas. Maka hal tersebut sama
dengan apa yang dikatakan di dalam teori-teori seperti teori nebula, planetesimal, pasang surut dan
proto planet pada proses awal pembentukan tata surya. Apa yang disampaikan di dalam Al-Qur’an
tentu merupakan sebuah petunjuk bagi semua umat yang ada di Bumi ini. Petunjuk tersebut tentu tidak
ada keraguan sedikitpun
24