Page 31 - KELAS VIII AGAMA HINDU
        P. 31
     Minuman keras tergolong kedalam jenis makanan "rajas guna" atau sifat nafsu. Bagi orang
               yang telah mantap dalam kedudukan spiritual, minuman keras tersebut tidaklah cocok bagi
               dirinya. Minuman keras betapapun kecil pengaruhnya, tetap memberi kemungkinan untuk
               menyeret seseorang kedalam jaringan "mata rantai kejahatan" inilah yang menjadi alasan
               orang-orang suci untuk menolak minuman keras. Minuman keras dapat dianalogikan dengan
               wanita cantik. Seorang maha Pandita yang melihat wanita cantik itu akan menganggap sebagai
               mayat berjalan. Sedangkan bagi lelaki yang nafsunya besar akan menganggap wanita cantik itu
               sebagai obyek pemuas nafsu. Sementara seekor anjing akan melihat dagingnya yang lezat,
               Seperti itu pula kedudukan minuman keras, bagaikan wanita cantik, tinggal kita menentukan
               sikap, mau memilih peran yang mana, sebagai pendeta, lelaki yang bernafsu atau hanya menjadi
               seekor anjing. Untuk itu disarankan waspadalah dan hindarilah serta jauhilah minuman-minuman
               keras supaya terhindar dari segala kegelapan pikiran
               Kita sering mendengar, membaca, bahkan menyaksikan baik melalui media massa, cetak
               maupun elektronik, khususnya televisi ditayangkan sebuah atraksi bulldozer yang sedang
               memusnahkan ribuan bahkan jutaan botol minuman keras yang dipelopori oleh Polri bersama
               pihak terkait lainnya. Sehingga menimbulkan berbagai tanggapan-tanggapan dari berbagai
               kalangan khusnya dari kalangan Agama sangat bangga akan sikap tegar Polri untuk memberantas
               peredaran minuman keras sampai keakar-akarnya. Karena minuman keras dapat mengancam
               eksistensi bangsa kita, yang dalam jangka pendek dapat menggoyahkan stabilitas keamanan dan
               dalam jangka panjang dapat mengancam masa depan bangsa.
                      g.   Kasuran
               Kasuran adalah kemabukan (kegelapan pikiran) karena merasa mempunyai keberanian. Setiap
               orang perlu memiliki keberanian. Tanpa adanya keberanian orang akan merasa menderita. Hidup
               ini adalah suatu perjuangan, oleh karena itu keberanian itu sangat diperlukan. Keberanian di sini
               dipergunakan untuk dapat mengatasi liku-liku kehidupan seperti: keberanian dalam mengatasi
               penderitaan, beranian membela dan mempertahankan kebenaran dan lain sebagainya. Hendaknya
               keberanian itu selalu dilandasi oleh dharma. Orang tidak layak mabuk karena keberanian, sebab
               keberanian hanya karena berani saja tanpa dilandasi adanya kebenaran adalah keliru dan
                                                             31





