Page 134 - Tere Liye - Bumi
P. 134

TereLiye “Bumi”   131




                         Aku sekali lagi meloncat, memegang kerah Ali. Enak  saja dia

                  menatapku dengan  wajah tanpa dosa.  Kalau dia meletakkan alat itu di
                  kamarku, itu berarti saat aku sedang tidur, sedang belajar, sedang
                  mengupil, bahkan ganti baju sekalipun di kamar bisa dia lihat.

                         ”Eh, aku tidak melakukan lebih dari itu, Ra. Sumpah. Aku hanya
                  mengaktifkan alatnya pada saat­saat tertentu, ketika sen­sor­nya
                  berbunyi. Lagi pula alat perekam yang kuletakkan fungsi­nya berbeda
                  dengan kamera kebanyakan,” Ali membela diri, seperti tahu apa yang
                  terlihat dari tatapan marahku.


                         Aku mengencangkan cengkeraman. Tidak peduli.

                         ”Aduh, Ra. Lepaskan, aku susah bernapas.” Ali tersengal. ”Aku
                  minta maaf jika kamu marah. Itu sungguh alat yang berbeda, tidak seperti
                  yang kamu bayangkan. Bukan perekam biasa. Aku bisa menjelaskannya.
                  Sumpah, aku tidak melihat yang aneh­aneh, selain kamu menghilangkan”


                         ”Omong kosong!” aku berseru galak. Enak saja si biang kerok ini
                  membela diri. Seli di sebelah masih duduk, memulih­kan diri, menonton
                  aku dan Ali bertengkar.

                         Tetapi gerakan tanganku terhenti. Terdengar suara alarm dari
                  ransel Ali.





                         ”Ada yang datang,” Ali berkata patah­patah. Dia berusaha
                  melepaskan tanganku.

                         ”Ada yang datang? Siapa?” tanyaku cemas.


                         Ritme suara alarm itu semakin cepat.

                         ”Astaga, banyak sekali yang datang!” Ali berseru panik.


                         Aku menatap wajah Ali, tidak mengerti.

                         Ali berhasil melepaskan diri dari cengkeramanku yang me­ngendur.
                  Dia bergegas mengeluarkan peralatan dari dalam ransel­nya. Entahlah,
                  mirip tablet atau laptop, tapi bentuknya ber­beda, lebih tipis dan simpel.






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139