Page 138 - Tere Liye - Bumi
P. 138

TereLiye “Bumi”   135











                              ATU sosok muncul begitu saja di depan delapan orang ber­baris
                  rapi.


                         Orang itu yang muncul di cerminku tadi malam, dan malam­malam
                  sebelumnya. Masih seperti yang kuingat, perawakannya tinggi, kurus,
                  wajahnya tirus, telinganya mengerucut, rambutnya meranggas, dengan
                  bola mata hitam pekat. Dia mengenakan  aku tidak tahu apakah itu
                  pakaian atau bukan  kain  yang se­olah melekat ke tubuhnya, berwarna
                  gelap. Tapi kali ini, sosok ter­sebut nyata, bukan di dalam cermin.

                         ”Saatnya menjemputmu, Gadis Kecil.” Sosok itu semakin dekat.


                         Aku,  Seli, dan Ali refleks hendak melangkah mundur, tapi
                  per­cuma, kami sejak tadi tertahan dinding aula, tidak bisa ke mana­
                  mana.


                         Menjemput ke mana? Aku menatapnya gentar. Kehadirannya jauh
                  lebih menakutkan dibanding jika dia hanya muncul di da­lam cermin.

                         ”Kamu tidak dimiliki dunia ini, Nak.  Kamu akan ikut dengan­ku.
                  Tidak ada lagi latihan, tidak ada lagi kunjungan lewat cer­min. Waktunya
                  habis. Aku akan mendidikmu langsung di dunia kita.”


                         Aku menggeleng tegas. ”Tidak mau!”  Siapa pula yang mau ikut
                  de­ngannya?

                         ”Baik. Aku sudah menduganya.  Kamu jelas keras kepala
                  se­perti­ku, bahkan sebenarnya, petarung terbaik klan kita harus
                  me­miliki sifat keras kepala... Kamu akan ikut baik­baik atau aku
                  terpaksa memaksamu.” Sosok kurus itu berhenti lima lang­kah dari kami,
                  menatap serius.


                         ”Aku tidak mau ikut!” aku berseru ketus.

                         Urusan ini aneh sekali, bukan? Aku tidak kenal dengan orang ini.
                  Dia juga mengunjungi kamarku dengan cara ganjil, menyuruhku latihan






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143