Page 262 - Tere Liye - Bumi
P. 262

TereLiye “Bumi”   259




                         ”Kita akan membela diri, Sel. Bukan melawan.” Aku meng­geleng.


                         Seli menelan ludah, terdiam.


                         Aku menunduk, menghela napas. ”Gara­gara aku, kamu jadi ikut­
                  ikutan ke dunia ini, Sel. Membuat orangtuamu cemas. Bah­kan kamu
                  batal menghadiri Klub Menulis Mr. Theo. Maafkan aku, Sel.”

                         Seli beranjak ke sebelahku, memegang lenganku. ”Kamu teman
                  baikku, Ra. Aku tidak akan pernah keberatan dengan semua ini. Kamu
                  tidak perlu minta maaf.”


                         Kami bertatapan sejenak. Seli tersenyum lebar, mengangkat kedua
                  tangan, memperlihatkannya padaku. Sarung tangan Seli berubah menjadi
                  putih terang, bersinar.

                         ”Aku akan selalu bersamamu, Ra.” Seli tersenyum. ”Aku akan
                  membela teman baikku.”


                         Aku balas tersenyum. ”Terima kasih, Sel.”

                         Kapsul yang kami  naiki sudah di lorong terakhir.  Tidak lama lagi
                  kami akan mendarat di tengah seribu anggota Pasukan Bayang­an. Aku

                  tidak tahu apakah Tamus ada di sana. Yang pasti, tanpa Tamus, seribu
                  orang itu jelas lebih banyak dibanding delapan orang yang datang ke aula
                  sekolah kami.

                         Ali, yang masih mabuk kapsul, beranjak ke sebelah kami, menyeka
                  pipinya yang tersisa bekas muntah. ”Kalian ber­dua sepertinya sudah
                  berpikir tidak rasional.”


                         Aku dan Seli menoleh.

                         ”Dua lawan seribu, remaja usia lima belas lawan pasukan dewasa,
                  tidak akan ada kesempatan. Sama sekali tidak masuk akal. Sehebat apa
                  pun sarung tangan kalian.”


                         Aku dan Seli terdiam.











                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267