Page 134 - Fikih MI 6 Fix ayomadrasah
P. 134

3.  Rukun dan Syarat Pinjam Meminjam

                        Rukun meminjam berarti bagian pokok dari pinjam meminjam itu sendiri. Apabila
                    ada bagian dari rukun itu tidak ada, maka dianggap batal. Demikian juga syarat berarti

                    hal-hal  yang  harus  dipenuhi.  Rukun  pinjam  meminjam  ada  empat  macam  dengan

                    syaratnya masing-masing sebagai berikut:
                                       ْ
                                      ٌ ُ
                                       ِ
                    a. Adanya Mu‟īr (َرحؾم) yaitu, orang yang meminjami. Syaratnya:
                      1)  Balig

                      2)  Berakal
                      3)  Bukan pemboros

                      4)  Tidak dipaksa

                      5)  Barang  yang  dipinjamkan  itu  milik  sendiri  atau  menjadi  tanggung  jawab  orang
                         yang meminjamkannya.
                                         ٌ  ْ َ  ْ ُ
                                          ِ
                    b. Adanya Musta‟īr (َرحؾخظم) yaitu, orang yang meminjam. Syaratnya:
                      1)  Balig

                      2)  Berakal
                      3)  Bukan pemboros

                      4)  Mampu  berbuat  kebaikan.  Oleh  sebab  itu,  orang  gila  atau  anak  kecil  tidak  sah
                         meminjam.

                      5)  Mampu menjaga barang yang dipinjamnya dengan baik agar tidak rusak.

                      6)  Hanya mengambil manfaat dari barang dari barang yang dipinjam.
                                         ٌ َ َ  ْ ُ
                    c  Adan a Musta‟ār (َزاؾخظم) yaitu, barang yang akan dipinjam. Syaratnya:
                      1)  Barang yang akan dipinjam benar-benar miliknya,

                      2)  Ada manfaatnya,
                      3)  Barang itu kekal (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh karena itu, maka

                         yang  setelah  dimanfaatkan  menjadi  habis  atau  berkurang  zatnya  tidak  sah

                         dipinjamkan.
                    d. Dengan perjanjian waktu untuk mengembalikan.

                      Ada  pendapat  lain  bahwa  waktu  tidak  menjadi  syarat  perjanjian  dalam  pinjam
                      meminjam, sebab pada hakikatnya pinjam meminjam adalah tanggung jawab bersama

                      dan saling percaya, sehingga apabila terjadi suatu kerusakan atau keadaan yang harus
                      mengeluarkan biaya menjadi tanggung jawab peminjam.










               124  FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS VI
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139