Page 148 - Fikih MI 6 Fix ayomadrasah
P. 148

Artinya:  “Mengambil hak orang lain dan menguasainya secara paksa." (Fiqh Sunah,
                    3/248).

                         Ada  juga  yang  memberikan  pengertian  menguasai  harta  orang  lain  secara  paksa
                    dan tidak ada keinginan untuk mengembalikannya.

                         Gaṣab termasuk perbuatan maksiat dan kezaliman. Termasuk makan harta orang
                    lain dengan cara batil. Allah berfirman,                                         ْ
                                                                                          ُ َ
                                                                               ْ
                                                                                                َ ٓ ُ ُ َ َ
                                                                                  ْ
                                                                              َ
                                                                                    ُ َ ْ َ ْ
                                                                                             َ ْ ْ
                                                             َ     –  ١٥٥ –   لطابلاب مىىِب مىلاىما اىلوأج لَو َ
                                                                          ِ ِ
                                                                                ِ
                    Artinya:
                     188. Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, (QS.
                    Al-Baqarah [2]: 188).

                         Sedangkan secara istilah, Gaṣab berarti menguasai harta (hak) orang lain dengan
                    tanpa  izin  (melampaui  batas).  Gaṣab  ini  dilakukan  secara  terang-terangan,  hanya  saja
                    tanpa  sepengetahuan  pemiliknya.  Berbeda  dengan  pencurian  yang  memang  dilakukan

                    secara diam-diam. Gaṣab juga tidak harus berbentuk pada barang yang konkret, hal yang
                    abstrak  seperti  kemanfaatan  juga  masuk  didalamnya.  Mulai  dari  duduk  didepan  teras

                    rumah orang lain tanpa izin sampai numpang bercermin di kaca spion motor milik orang

                    lain.
                         Bila yang diambil berupa harta titipan atau gadai, maka hal tersebut tidak termasuk

                    dalam perbuatan gaṣab, tetapi termasuk berkhianat.
                         Selain itu, didalam  gaṣab  terkadang disertai  dengan kekerasan maupun  paksaan,

                    sehingga dalam hal ini gaṣab mirip dengan perampokan, hanya saja dalam gaṣab tidak
                    sampai ada tindakan pembunuhan maupun pertumpahan darah.

                         Di dalam gaṣab juga terdapat unsur “terang-terangan”  ang menunjukkan bahwa

                    gaṣab  jauh  berbeda  dengan  pencurian  yang  didalamnya  terdapat  unsur  sembunyi-
                    sembunyi. Mencuri dalam arti gaṣab tidak hanya barang tapi juga manfaat barangnya,

                    termasuk  di  dalamnya  meminta  dan  meminjam  tanpa  izin  pemilik  aslinya,  sekalipun
                    barang tersebut pada akhirnya dikembalikan.

                         Kemudian karena yang diambil bukan hanya harta melainkan termasuk mengambil

                    atau menguasai hak orang lain, maka jika hak-hak tersebut bermaksud untuk dikuasai,
                    direbut,  atau diambil oleh seseorang maka perbuatan ini sudah masuk dalam tindakan

                    gaṣab.  Misalnya  merampas  hak  seseorang  untuk  menduduki  jabatannya,  hak  untuk
                    beristirahat  dengan  duduk-duduk  di  masjid,  di  tempat-tempat  umum  dan  hak-hak  lain

                    termasuk hak-hak pribadi. Semua hak-hak yang dirampas tersebut termasuk gaṣab.







               138  FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS VI
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153