Page 150 - Fikih MI 6 Fix ayomadrasah
P. 150
Dan wajib bagi orang yang melakukan gasab untuk menambal kekurangan jika
ada sesuatu yang terjadi pada barang yang ia ambil tersebut.
Seperti ketika ada orang yang meminjam sandal dan sandal tesebut tergores
sesuatu yang mengakibatkan berubahnya bentuk sandal. Atau mungkin sandal tersebut
mendapatkan luka bakar, maka orang yang meminjamnya harus memperbaikinya hingga
utuh kembali seperti semula atau menggantinya dengan sesuatu yang sama dalam
keadaan yang utuh.
Menurut pendapat yang sahih, wajib bagi orang yang menggaṣab tersebut
mengganti biaya yang sepadan jika memang terjadi kerusakan atau kekurangan pada
barang yang sudah ia pinjam.
Jika dihubungkan dengan salat, apakah sah hukumnya salat dengan memakai
barang gaṣab?
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa perbuatan gaṣab merupakan salah satu
perbuatan dosa dan haram namun tidak sampai membatalkan salat.
Allah berfirman: ْ ْ
ْ
َّ ْ َ ٓ
ُ
َ
َ
َ ٓ ُ ُ َ َ
ُ َ
َّ
ُ ُ َ
َ ْ ْ ُ َ
ُ
َ ْ
ُ َ ْ َ ْ
ْ
َ ْ
ْ ّ
ْ
َ
ا ْ
ْ
ضاىلا ٌاىم َ ا ًم الٍسف اىلوأخل مايحلا ىلِا اهب اىلدجو لطابلاب مىىِب مىلاىما اىلوأج لَو َ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ْ ْ
َ َ ُ ْ َ
َ
َ
ْ ُ ْ ْ
َ ١٥٥ ࣖ نىملؾح مخهاو مز ِ لَاب ِ
ِ
Artinya:
Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar
kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu
mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 188)
Maksud kata memakan dengan batil dari ayat tersebut adalah dengan cara
memakan yang tidak diperbolehkan oleh Allah Swt.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaṣab (menggunakan milik orang lain tanpa
izin) berdasarkan ayat tersebut hukumnya haram dan sangat dilarang oleh Allah. Entah
gaṣab pakaian, sandal, bantal, gayung, payung, dan barang-barang yang lain, hukumnya
sama-sama tidak boleh. Bahkan berdasarkan ayat tersebut ketika dilihat dari kaca mata
uṣul fikih maka ada 2 (dua) hal yang dapat kita simpulkan. Pertama, larangan (nahyi)
tersebut menunjukkan keharaman dari pekerjaan gaṣab. Kedua, larangan tersebut
mewajibkan kita untuk menjauhi perkara gaṣab.
140 FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS VI