Page 53 - MATERI SISTEM KOORDINASI (SISWA)
P. 53
menghasilkan lendir yang dibawa ke permukaan epitel melalui sebuah saluran. Sekresi tersebut
membasahi epitel olfaktorius dan melarutkan bau sehingga dapat terjadi transduksi (Tortora &
Derrickson, 2014; Urry, dkk., 2020). Gambar 18 menjelaskan mengenai struktur anatomi
hidung, beserta sel saraf yang bekerja didalamnya, sesuai dengan penjelasan diatas.
Gambar 18. Epitelium Olfaktori terdiri dari sel reseptor olfaktori, sel penunjang dan sel basal
Sumber: (Tortora & Derrickson, 2014).
2. Proses Penciuman
Stimulus berupa gas atau uap suatu zat gas atau uap mengenai sel reseptor olfaktori
mengirimkan impuls ke bulbus olfaktorius otak setelah bau terdeteksi, informasi dari reseptor
penciuman dikumpulkan dan diintegrasikan, sehingga dapat membedakan bau (Urry, dkk.,
2020).
3. Kelainan Pada Indra Penciuman
a. Hiposmia, merupakan penurunan kemampuan untuk mencium. Penyakit ini
mempengaruhi setengah dari orang yang berusia 65 tahun dan
75% dari orang yang berusia 80 tahun. Hiposmia dapat Tahukah Kalian?
disebabkan oleh perubahan neurologis, seperti cedera kepala,
Wanita sering memiliki indra
penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson, obat-obatan
penciuman yang lebih tajam
tertentu dan dampak buruk rokok (Tortora & Derrickson, daripada pria, terutama pada
2014). saat ovulasi. Perokok aktif
b. Anosmia, merupakan ketidakmampuan untuk mencium bau. maupun pasif juga dapat
merusak indra penciuman dalam
Hal ini bisa dialami sementara maupun permanen. Salah satu
jangka pendek dan dapat
penyebab anosmia yaitu perubahan neurologis, mencakup menyebabkan kerusakan jangka
gangguan pada saraf sensorik yang membentuk bulbus panjang pada reseptor
olfatorius atau terjadinya penyumbatan pada jalur bau akan penciuman.
ditransfer dan diproses (Li & Lui, 2021).
c. Phantosmia, atau biasa disebut dengan halusinasi penciuman merupakan gangguan
persepsi bau karena tidak adanya bau di lingkungan. Pengidap phantosmia akan mencium
47