Page 52 - MATERI SISTEM KOORDINASI (SISWA)
P. 52
Kegiatan Pembelajaran:
Sistem Indra 3
(Hidung, Lidah & Kulit)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapakan mampu:
3.9.8 Menganalisis struktur dan fungsi organ penyusun hidung, lidah dan kulit pada fenomena,
data dan bukti ilmiah melalalui diskusi dan literasi dengan baik dan benar untuk
meningkatkan literasi sains (C4)
3.9.10 Menghubungkan antara struktur dan fungsi organ penyusun sistem indra dalam
mekanisme mencium, mengecap dan meraba dalam rancangan penyelidikan ilmiah
melalui diskusi dan literasi dengan baik dan benar untuk meningkatkan literasi sains (C6)
3.9.15 Mengevaluasi penyebab gangguan/kelainan pada hidung, lidah dan kulit dengan
interpretasi data dan bukti ilmiah melalui diskusi dan literasi dengan baik dan benar
untuk meningkatkan literasi sains (C5).
B. Pendahuluan
Anosmia adalah kehilangan penciuman. Banyak orang yang mengalaminya saat ini
akibat terinfeksi covid-19. Sebagian orang akan pulih sendiri dalam waktu yang singkat, namun
sebagian lagi membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebagian kasus lainnya menunjukkan
gejala yang sedikit berbeda, yaitu mencium bau namun sering tercium bau yang tidak biasa, bau
yang biasa dicium bisa jadi terasa lebih menyengat atau justru tercium seperti bau tengik.
Kondisi tersebut dinamakan parosmia (kompas.com). Apakah kalian pernah mengalami hal
tersebut? Sebenarnya, apa yang terjadi pada indra penciuman kita sehingga mengalami anosmia
dan parosmia? Pada pembelajaran kali ini, kita akan belajar mengenai sistem indra II (hidung,
lidah dan kulit).
C. Indra Penciuman/Pembau
1. Struktur Hidung
Penciuman adalah pendeteksian bau yang dibawa melalui udara atau air sebagai
mediumnya. Penciuman memiliki sel reseptor bau (sel olfaktorius) pada bagian epitelium
olfaktori yang terdiri dari sel reseptor dan sel penunjang. Sel reseptor olfaktori merupakan
neuron bipolar dengan dendrit berbentuk knob terbuka dan akson yang berakhir di bulbus
olfaktorius. Dendrit sel reseptor olfaktorius memiliki silia olfaktorius non-motil sebagai tempat
transduksi olfaktorius. Sel penunjang merupakan sel epitel kolumnar dari membran mukosa
yang melapisi hidung, berfungsi untuk menunjang fisik, makanan dan insulasi listrik untuk sel
reseptor penciuman dan membantu detoksifikasi bahan kimia yang bersentuhan dengan epitel
olfaktori. Sel basal merupakan sel punca yang terletak di antara pangkal dan sel pendukung,
serta terus mengalami pembelahan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan sel reseptor olfaktori
baru yang hanya hidup sekitar satu bulan. Epitel olfaktorius juga didukung oleh jaringan ikat,
yang di dalamnya terdapat kelenjar olfaktorius atau kelenjar bowman. Kelenjar tersebut
46