Page 17 - Bank Soal UP PPG Daljab 2019/2020
P. 17
Kisi-Kisi Soal UP_2019_Encar_PPGPAI_LPTK_UINSGD
2. Kewajiban mentaati undang-undang dan tidak berbuat kerusakan. Firman Allah swt.
Artinya: Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah Tuhan memperbaikinya (Qs. Al-
A’raf/7:85)
3. Membantu khalifah dalam semua usaha kebaikan . Firman Allah swt:
8Artinya: Dan Tolong-menolonglah kamu semua dalam kebaikan (Qs.alMaidah / 5: 2)
4. Bersedia berkorban jiwa maupun harta dalam mempertahankan dan membelanya. Firman Allah swt.
Artinya: Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. (Qs. AlTaubah/9:41)
5. Menjaga Persatuan dan Kesatuan. Firman Allah swt.
Artinya: Dan berpeganglah kamu semua kepada tali Allah (agama) dan janganlah kamu bercerai
berai. (QS. Ali-Imran/3:103)
59. Dibawah ini merupakan kewajiban rakyat kepada khalifah kecuali… :
a. Kewajiban taat kepada khalifah.
b. Kewajiban mentaati undang-undang dan tidak berbuat keusakan,
c. Membela khalifah meski dalam posisi salah.
d. Bersedia berkorban jiwa harta dalam memperthankan dan membelanya
60. Dibawah ini adalah hak-hak rakyat di satu sisi. Tapi disi lain merupakan kewajiban pemerintah
kecuali… :
a. Hak berkumpul dan menyatakan pendapat.
b. Hak untuk bebas beragama,
c. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
d. Hak untuk memperoleh keadilan hukum dan pemerataan
Kisi-Kisi No 16. Disajikan data dan informasi sejarah terkait dengan kondisi sosial umat Islam
pada masa kepemimpinan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, mahasiswa mampu membedakan
kondisi social kemasyarakatan tersebut dengan kondisi sosial kemasyarakatan pada masa Nabi
Target jawaban
Keadaan Sosial Masyarakat kepemimpinan Abu Bakar
Dalam bidang sosial ekonomi, kholifah abu bakar telah mewujudkan keadilan dan
kesejahtraan social bagi rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia mengelola zakat, infaq, dan
sedekah yang berasal dari kaum muslimin, ghonimah harta rampasan perang dan jizyah dari
warga Negara non muslim, sebagai sumber pendapatan baitul mal. Penghasilan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendapat Negara ini dibagikan untuk kesejahteraan para tentara, gaji para pegawai
Negara, dan kepada rakyat yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan al-qur’an. Diriwayatkan
bahwa abu bakar sebagai kholifah tidak pernah mengambil uang dari baitul mal. Karena menurutnya, ia
tidak berhak sesuatu dari baitul mal umat islam. Oleh karena itu, selama ia menjadi kholifah, ia tetap
berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari hari
Pada masa pemerintahannya, juga ada beberapa masyarakat yang tidak mau membayar zakat,
diantaranya ada yang semata-mata karena kedengkiannya. Orang-orang ini memandang zakat sebagai
suatu pajak yang dipaksakan, karena itu mereka tidak mau mematuhinya. Tetapi gologan terbesar dari
mereka tidak mau membayar zakat adalah karena kesalahan mereka di dalam memahami ayat suci yaitu:
َ
ُ
َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ً َ َ َ ْ َ ْ ْ ْ ُ
ُ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
. .. اهب مهيكزتو مهرهطت ةقدص مهِلاوما نِم ذخ
“Ambillah sedekah dari pada harta mereka, buat pembersihkannya dan penghapusan
kesalahannya.” (Q.S. At-Taubah : 103).[4]
Mereka mengira bahwa hanya nabi Muhammad sajalah yang berhak memungut zakat, karena
beliaulah yang disuruh mengambil zakat pada ayat tersebut. Menurut paham mereka, hanya pemungutan
yang dilakukan oleh nabi Muhammad sajalah yang dapat membersihkan dan menghapuskan kesalahan-
kesalahan dari ayat suci tersebut. Maka abu bakar bemusyawarah dengan para sahabat dan kaum
muslimin dan menentukan bahwa akan memerangi semua golongan yang menyeleweng dari kebenaran,
biar yang murtad, maupun yang mengaku menjadi nabi, ataupun yang tidak mau membayar zakat,
Page 13 of 107