Page 139 - Pend. Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XII
P. 139
dan membacakan hasilnya di muka kelas. Perhatikan apa saja kesamaan dan
perbedaan yang ditemukan dari presentasi kelompok tentang topik ini. Dari
sini, Guru membuat rangkuman, bahwa tidak ada orang yang menerima dengan
mudah saat diperlakukan dengan tidak adil.
C. Pentingnya Membahas Keadilan Terhadap Semua Insan
Pengertian mengenai pentingnya membahas keadilan didorong oleh
penelitian terhadap para pelaku kriminal. Bechtold, Cavanagh, Shulman,
Cauffman (2014), misalnya, menemukan bahwa perilaku kriminal para remaja
yang dimasukkan dalam penjara sudah dapat diramalkan sejak mereka masih
berusia lebih muda. Hal yang menarik ialah orang tua, khususnya ibu, sudah
memiliki kepekaan bahwa anaknya akan bertingkah laku kriminal kelak di
kemudian hari. Dari mana kepekaan ibu ini muncul? Dari mendengarkan keluhan-
keluhan yang dilontarkan anaknya bahwa ia merasa diperlakukan tidak adil oleh
lingkungannya. Misalnya, perlakuan teman-teman sebaya, perlakuan guru, dan
sebagainya. Mengalami ketidakadilan memupuk rasa dendam yang kemudian
dilampiaskan dalam perilaku kriminal ketika situasi memungkinkan. Sungguh luar
biasa pengaruh dari pengalaman ketidakadilan.
Dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menyajikan pemahaman
yang utuh tentang keadilan. Tuhan Yesus mempraktikkan keadilan ini dengan
mengajarkan pentingnya mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ketika kita dapat
melihat orang lain dalam kedudukan yang sederajat dengan kita, atau dengan
kata lain, ketika kita melihat orang lain tidak lebih berharga atau tidak lebih hina
dari diri kita, maka kita dapat menerapkan prinsip keadilan ini.
Begitu banyak tokoh-tokoh Alkitab yang bisa dijadikan teladan tentang
bagaimana menjadi pribadi yang menjalankan keadilan. Kisah Raja Salomo (1 Raja-
raja 3: 15 – 28) menunjukkan bahwa menjalankan keadilan adalah memberikan
apa yang menjadi hak dari pribadi yang memang memiliki hak tersebut, dan
sebaliknya, memberikan ganjaran kepada pribadi yang memang perlu dihukum
karena kesalahan yang dilakukannya dengan sengaja. Sebelum Raja Salomo,
Nabi Samuel pun menjalankan keadilan terhadap Raja Saul (1 Samuel 13: 5 – 14).
Ketika Nabi Samuel melantik Saul menjadi Raja, ia sudah berpesan untuk selalu
taat pada perintah Allah (1 Samuel 12: 13 – 15). Namun, ketaatan Raja Saul tidak
berlangsung lama. Saul melanggar perintah Allah dengan memberikan korban
persembahan (1 Samuel 13: 9) padahal ia tidak berhak melakukan hal itu. Walaupun
Nabi Samuel sangat mengasihi Raja Saul, namun ia tetap memberikan hukuman
yang patut untuk kesalahan yang dilakukan Raja Saul, yaitu, dengan memutus
kedudukan Raja Saul sebagai raja (1 Samuel 13: 14). Ini menunjukkan bahwa Nabi
128 Kelas XII SMA/SMK