Page 140 - Pend. Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XII
P. 140
Samuel mengutamakan ketaatan kepada Allah dari hal-hal lain. Ketaatan seperti
inilah yang hendaknya menjadi pedoman bagaimana kita menjalankan keadilan
terhadap setiap insan.
D. Mengapa Perlu Menerapkan Keadilan Bagi Semua Insan
Tuhan Allah Pencipta semesta membuat segala ciptaan-Nya baik (Kejadian
1: 31). Perhatikan kata ‘segala’ dalam ayat ini. Walaupun di Mazmur 8 dinyatakan
bahwa manusia adalah mahluk mulia, namun keselarasan dengan ciptaan Allah
lainnya harus dijaga. Sebagai mahluk mulia, justru manusia memiliki hikmat
untuk melakukan yang terbaik daam menjaga keselarasan ini. Keserakahan dan
kesewenang-wenangan manusia demi kepentingan dirinya justru membawa
banyak bencana.
Misalnya saja, pada bulan Oktober 2015 dimana musim hujan belum tiba
untuk Indonesia wilayah Barat, terjadi bencana asap di wilayah Riau Sumatera
Barat yang mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan selama berhari-hari.
Penduduk di wilayah tersebut juga mengalami sesak nafas, bahkan ada beberapa
yang meninggal. Dari mana asap ini muncul? Dari tindakan para penebang liar
yang menggunakan cara cepat namun terkutuk untuk mengganti pepohonan
di hutan dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan secara cepat, atau
menjadikan lahan pemukiman yang tentunya juga liar. Sebetulnya, setiap hutan
lindung dijaga, namun para penebang liar tetap dapat melakukan pembakaran
hutan ini. Bahkan, yang lebih mengenaskan, sejumlah perusahaan besar terlibat
dalam penebangan pohon-pohon di hutan sehingga menimbulkan bencana.
Dari peristiwa ini, dapat kita lihat bahwa ketika manusia mementingkan dirinya
sendiri, sedangkan keselarasan dengan manusia lain dan lingkungan tidak dijaga,
maka yang terjadi adalah bencana. Gundulnya hutan juga mengakibatkan banjir,
walaupun hutan gundul bukan satu-satunya penyebab banjir karena bisa juga ini
ulah manusia yang membuang sampah ke sungai sehingga terjadi pendangkalan.
Appolloni dan McDougall (2011) memberikan beberapa perspektif terkait
dengan tema mengapa kita harus memberikan perhatian besar terhadap
keadilan bagi semua, yaitu perspektif Kristiani, ilmiah, dan historis. Istilah keadilan
ekologis (ecological justice) merujuk pada pemahaman bahwa manusia haruslah
hidup dalam keadaan damai dengan lingkungannya, serta menyadari adanya
saling ketergantungan antara berbagai unsur di lingkungan. Dengan demikian,
keadilan ekologis justru mengangkat derajat manusia yang memang diberikan
tugas istimewa oleh Tuhan untuk bertambah banyak, memenuhi bumi dan
menaklukkannya, dan menguasai binatang (Kejadian 1: 28). Perintah ini tentu
harus dijalankan dengan bijak. Misalnya, bila perintah “beranak cuculah dan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ 129