Page 225 - Microsoft Word - INDONESIA IS WE_56 GURU MOTIVATOR NASIONAL_ANTOLOGI
P. 225
mereka di seputar kota. Kalau gak hadir ya sungguh terlalu,
kata Bung Rhoma.
Saya mesti melewati pemikiran panjang setiap kali mau
datang. Undangan biasanya disebar sehari sebelum rapat,
atau seringkali kalau ada rapat dadakan siang, pagi hari baru
diundang. Ini yang membingungkan, satu sisi saya
mewajibkan diri untuk selalu bisa hadir, tapi sisi lain saya tidak
bisa langsung ada di lokasi dengan cepat. Sekolah saya di SDN
Kapedi I, 30 menit dari rumah. Saya harus pulang dulu (arah
barat) untuk menyusui bayi saya. Barulah saya berangkat dari
rumah, kembali ke arah timur menuju sekretariat dengan dua
kali lebih jauh dari sekolah. Jadi menuju sekretariat butuh
waktu perjalanan 90 menit dari sekolah.
Kadang suami dan anak‐anak saya dibawa ke pertemuan
rutin rulis, anak pertama saya main dengan anak ketua. Suami
juga bisa menunggu sambil jalan‐jalan di kota. Tapi sering
saya menjalaninya sendiri saja. Menjadi driver di jalanan,
selayaknya seorang batman.
Melelahkan memang, di saat terik siang bolak‐balik dari
sekolah ke rumah, lalu kembali ke Sumenep. Tapi disisi lain
ada kepuasan tersendiri setelah berbagi. Inilah arti mengabdi,
untuk negeri. Di saat semua tantangan yang ada, saya bisa
melaluinya tanpa harus merugikan siapa‐siapa. Sekolah tetap
jalan, hak suami, anak, dan bayi terpenuhi, sayapun masih
bisa berbagi. Bahagianya di sini! ‐‐‐sambil sentuh dada kiri‐‐‐
Biarlah saya yang berlelah‐lelah, insyaallah bernilai ibadah.
Aamiin.
Sumenep, 6 Mei 2019
Indonesia is We (56 Kisah Terbaik Guru Motivator Literasi di Indonesia) | 209