Page 238 - Microsoft Word - INDONESIA IS WE_56 GURU MOTIVATOR NASIONAL_ANTOLOGI
P. 238

banyak menemui hambatan. Hal itu dipengarungi oleh banyak
             faktor.
                 Tulisan  esai  itu,  sedikit  wacana  sederhana  untuk
             meringankan—katakanlah  begitu—tentang  pembelajaran
             sastra  bagi  saya  sendiri  yang  memang  mengajar  mata
             pelajaran  bahasa  Indonesia.  Salah  satu  alternatifnya,  saya
             menarik siswa untuk gabung ke komunitas menulis. Di SMK
             tempat saya mengajar itu sempat saya buat wadah kreativitas
             menulis karya sastra.
                 Saya  meyakini  sebagaimana  tumbuhan  yang  menjalani
             hidup,  bahwa  tulisan  juga  hidup.  Esai  tersebut,  ternyata
             dibaca  oleh  dosen  saya,  pengajar  progam  studi  bahasa
             Indonesia  Universitas  Islam  Riau  (UIR)  di  Pekanbaru.  Beliau
             pengajar  mata  kuliah  bidang  sastra.  Lantas  beliau
             menghubungi  saya,  memberitahu  bahwa  Program  Studi
             Bahasa Indonesia akan mengadakan seminar Sempena Bulan
             Bahasa.  Beliau  tertarik  pada  pembahasan  isi  esai  tersebut.

             Maka saya dengan senang hati bersedia untuk menjadi salah
             satu narasumber dalam seminar itu. Dengan sudut pandang
             pembahasan  saya  yang  terkait  masalah  sastra  dalam
             pembelajaran di sekolah.
                 Seminar  yang  dihadiri  oleh  ratusan  mahasiswa  Prodi.
             Bahasa Indonesia semester 6 dan 7 di auditorium rektorat itu
             memberikan  nuansa  gegap‐gempita  bahwa  kegiatan  literasi
             tidak  main‐main.  Selain  saya  memaparkan  makalah—yang
             saya  kembangkan  sedikit  dari  tulisan  esai  di  Riau  Pos
             tersebut—banyak mahasiswa yang bertanya tentang seputar
             proses  kreatif  menulis,  pengalaman  mengirimkan  karya  ke




             222 | 56 Guru Motivator Nasional
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243