Page 5 - BUKU 1 FI
P. 5
Pada mulanya, kira-kira abad XIX ahli kimia meninjau konsep reaksi redoks dengan
mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian berkembang menjadi
reaksi yang melibatkan elektron (mengikat atau melepaskan elektron). Seiring berjalannya
waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi
yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks merupakan dua reaksi yang
tidak dapat dipisahkan. Hal itu disebabkan reaksi reduksi dan okisdasi merupakan reaksi yang
berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi. Jika pada suatu reaksi terjadi reaksi
reduksi maka secara bersamaan terjadi reaksi oksidasi sehingga reaksinya
disebut reaksi reduksi oksidasi, atau disingkat reaksi redoks.
A. Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan dengan Perpindahan Elektron
Dengan berkembangnya teori atom, diketahui bahwa hal utama yang terjadi
dalam reaksi redoks adalah perpindahan elektron dari satu pereaksi ke pereaksi lain. Konsep
inilah telah mengganti konsep sebelumnya yang hanya terbatas pengikatan atau pelepasan
oksigen. Perpindahan elektron ini berasal dari pereaksi (atau atom dalam pereaksi) yang
mempunyai kemampuan menarik elektron lebih lemah ke pereaksi yang mempunyai
kemampuan menarik elektron lebih kuat. Contoh reaksi redoks misalnya logam seng yang
dicelupkan kedalam tembaga sulfat. Logam seng akan teroksidasi dan ion tembaga akan
tereduksi. Masing-masing reaksinya adalah sebagai berikut :
+2
Reaksi Oksidasi : Zn (s) → Zn (aq) + 2e
+2
Reaksi Reduksi : Cu (aq) + 2e → Cu (s)
2+
Gambar 1. Reaksi Oksidasi Zn dan Reduksi Cu