Page 5 - E-BOOK KH AHMAD DAHLAN
P. 5
June 7, 2020 [SOSOK K.H AHMAD DAHLAN]
terhadap organisasi Muhammadiyah, beliau pun mengajukan permohonan
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang
Muhammadiyah di seluruh Indonesia, dan permohonannya dikabulkan pada
tanggal 2 September 1921.
4. Cerdik/Kreatif
Sebagai tokoh pembaru dalam bidang pendidikan, dakwah, dan social
keagamaan,Ahmad Dahlam menghadapi tantangan dan hambatan terutama dari
kaum tradisionalis , namun berkat kepiawaiannya dalam menyampaikan ajaran
ajaran agama, dan cita-citanya serta dibarengi dengan melakukan aksi nyata
yang menyentuh langsung perbaikan kehidupan masyarakat, khususnya di
bidang pendidikan seperti membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah,
mengembangkan program pendidikan agama untuk masyarakat umum,
mendirikan cabang-cabang pendidikan atau keilmuan (H.Suja’i, 1989:109). Ketika
terjadi kekhawatiran dari pemerintah Hindia-Belanda terhadap perkembangan
organisasi ini, dan kegiatannya pun dibatasi hanya untuk wilayah Yogyakarta
saja, beliau tidak kehilangan akal, di daerah Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan
daerah-daerah lain yang telah memiliki cabang Muhammadiyah, atas gagasan
beliau maka cabang-cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama
lain, seperti Nurul Iman, Al-Munir, dan Ahmadiyah, untuk menghinadari
kecurigaan pemerintah Belanda.
5. Demokratis
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan
dakwah Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota
Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam
Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah
Muhammadiyah telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali
dalam setahun), dimana pada saat itu memakai istilah Algemeene Vergadering
(persidangan umum).(id.m. Wikipedia.org).
BY. HERLIA ASRIANI 5