Page 16 - Laporan FGD DAK Fisik dan Dana Desa t42018
P. 16

[FGD Kebijakan Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa Melalui KPPN di
                                                                       Daerah]   Bengkulu,  22 Nopember 2018


                     Dampak  tindak  pidana  korupsi  ini  sudah  secara  eksplisit  diuraikan  dalam  beberapa

               peraturan yaitu :
               1.  Alinea kedua penjelasan umum UU RI No. 31 tahun 1999 yaitu :
                   Di tengah upaya pembangunan nasional di berbagai bidang, aspirasi masyarakat untuk

                   memberantas  korupsi  dan  bentuk  penyimpangan  lainnya  semakin  maningkat,  karena
                   dalam kenyataan adanya perbuatan korupsi telah menimbulkan kerugian negara yang

                   sangat besar yang pada gilirannya dapat berdampak pada timbulnya krisis di berbagai
                   bidang.  Untuk  itu,  upaya  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  perlu  semakin
                   ditingkatkan dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan

                   kepentingan masyarakat. (PU UURI 31/1999)
               UU RI 20 th 2001 ttg perubahan UU RI no. 31 th 1999 tentang PTPK :
                    bahwa  tindak  pidana  korupsi  yang  selama  ini  terjadi  secara  meluas,  tidak  hanya

                     merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-
                     hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu
                     digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar

                     biasa (Konsideran menimbang hrf a) ;
                    Di samping hal tersebut, mengingat korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik dan

                     meluas  sehingga  tidak  hanya  merugikan  keuangan  negara,  tetapi  juga  telah
                     melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, maka pemberantasan
                     korupsi  perlu  dilakukan  dengan  cara  luar  biasa.  Dengan  demikian,  pemberantasan

                     tindak  pidana  korupsi  harus  dilakukan  dengan  cara  yang  khusus,  antara  lain
                     penerapan  sistem  pembuktian  terbalik  yakni  pembuktian  yang  dibebankan  kepada

                     terdakwa (alinea kedua penjelasan umum)

               UU RI No. 28 thn 1999 ttg Penyelenggara Negara yg bersih dan bebas dari KKN.

               Tindak  pidana  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme  tersebut  tidak  hanya  dilakukan  oleh
               Penyelenggara  Negara,  antar-  penyelenggara  Negara,  melainkan  juga  Penyelenggara
               Negara dengan pihak lain seperti keluarga kroni, dan para pengusaha, sehingga merusak

               sendi-sendi  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,  dan  bernegara,  serta  membahayakan
               eksistensi negara. (Alinea keempat penjelasan umum )


               UU RI no. 46 tahun 2009 tentang pengadilan tindak pidana korupsi.
               bahwa tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerusakan dalam berbagai sendi kehidupan

               masyarakat, bangsa, dan negara sehingga upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
               pidana  korupsi  perlu  dilakukan  secara  terus-menerus  dan  berkesinambungan  yang
               menuntut peningkatan kapasitas sumber daya, baik kelembagaan, sumber daya manusia,



                                                   I R E K T O R A T   P E N G E L O L A A N   K A S   N E G A R A

                                    K A N W I L   D J P B N   P R O V I N S I   B E N G K U L U    Halaman 15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21