Page 26 - MAPOM X for web 06JAN2023
P. 26

Jendela





                 Berantas




                        Bahaya






                                    BKO





                    Melalui Penguatan

                  Sinergi Stakeholder


                                  Oleh: Devi Oktaviani
                                                      *Kemasan hanya desain dummy, hanya untuk kebutuhan tampilan informasi
             BPOM terus berupaya memberantas peredaran obat tradisional yang mengandung Bahan
           Kimia Obat (BKO). Penggunaan BKO dalam obat tradisional diketahui dapat menimbulkan
              efek samping yang fatal bagi penggunanya. Hingga kini, banyak masyarakat yang tidak
                    mengetahui bahaya produk tersebut karena menginginkan efek yang instan.


                     ingga kini lebih dari 11.000 produk jamu, 77   kesulitan buang air kecil. Pada produk obat tradisional tertentu
                     produk obat herbal terstandar, dan 25 produk   seperti kandungan sildenafil sitrat yang dicampurkan pada obat
                     fitofarmaka telah terdaftar dan memperoleh   stamina pria dapat menimbulkan efek fatal seperti se rang an
                     nomor izin edar dari BPOM. Pada masa pandemi   jantung, kebutaan, bahkan kematian. Pengguna obat tradisional
         HCOVID-19, terjadi peningkatan pendaftaran obat       pelangsing yang ternyata mengandung sibutramin hidroklorida
          tradisional karena adanya kebutuhan masyarakat akan peningkat   dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, sulit
          daya tahan tubuh, tren back to nature serta Kampanye Gerakan   tidur, kejang, penglihatan kabur, serta gangguan ginjal.
          Ayo Minum Jamu.                                         “Tak hanya itu, Peredaran produk obat tradisional yang
            Namun, peningkatan permintaan obat tradisional ini telah   mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) tentunya dapat menim-
          disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab   bulkan berbagai dampak negatif di bidang ekonomi, hukum,
          untuk memproduksi produk tersebut dengan mencampurkan   sosial, dan budaya.” ucap Kepala BPOM kembali.
          bahan kimia obat (BKO). Berdasarkan hasil pengawasan    Dari sisi ekonomi, peredaran produk ini dapat merugikan
          BPOM tahun 2021, sebanyak 64 produk (0,65%) dari total   produsen obat tradisional yang legal karena timbulnya per-
          9.915 produk obat tradisional yang telah di sampling, diketahui   saingan yang tidak sehat dan juga peningkatan biaya kese hatan
          mengandung BKO. BKO yang paling banyak ditambahkan   masyarakat akibat efek samping yang timbul. Se dangkan dari
          yaitu Sildenafil Sitrat dan turunannya (klaim OT stamina pria),   sisi hukum berpotensi untuk timbul dampak ke tidakpastian
          Parasetamol (klaim OT pegal linu), Tadalafil (klaim OT stamina   hukum jika tidak segera dilakukannya penin dakan. Dari
          pria), Deksametason (klaim OT pegal linu), dan Sibutramin   si si sosial, peredaran produk tersebut dapat menim bulkan
          hidroklorida (klaim OT pelangsing).                  ke resahan di masyarakat akibat adanya bahaya terha dap
            “Walaupun persentase obat tradisional mengandung   kesehatan dan dari sisi budaya dapat menurunkan peng-
          BKO tergolong relatif kecil, namun bahaya bahaya terhadap   gu naan/konsumsi dan citra jamu sebagai national heritage
          kesehatannya sangat tinggi bagi masyarakat,” ujar Kepala BPOM   Indonesia.
          RI, Penny K. Lukito.                                    Menanggapi bahaya BKO pada peredaran Obat Tra-
            Diketahui, produk obat tradisional yang mengandung BKO   di sional, BPOM sebagai lembaga yang diberikan tugas
          berisiko dapat menimbulkan gangguan kesehatan, yaitu pusing,   melaksanakan pengawasan obat tradisional secara intensif
          sakit kepala, mual, gugup, tremor, kehilangan nafsu makan,   melakukan berbagai upaya melalui kegiatan pem bi-
          iri tasi lambung, reaksi alergi (ruam, gatal), kesulitan bernafas,   naan, pengawasan, penindakan, serta melakukan edukasi
          se sak di dada, pembengkakan (mulut, bibir dan wajah), atau   ma syarakat. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan


     24
      24

                    V ol.4/No.1/2022
                    Vol.4/No.1/2022
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31