Page 123 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 123
Judul : Heboh Kopi Campuran Parasetamol dan Obat Impotensi yang Dijual di
Tokopedia dan Shopee
Nama Media : tvonenews.com
Tanggal : 7 Maret 2022
Halaman/URL : https://www.tvonenews.com/berita/nasional/30464-heboh-kopi-
campuran-parasetamol-dan-obat-impotensi-yang-dijual-di-tokopedia-
dan-shopee
Tipe Media : Media Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI
menyita berbagai produk jamu, kopi, dan pangan
olahan ilegal mengandung zat kimia obat jenis
Paracetamol dan Sildenafil melalui patroli siber di
sejumlah platform electronic commerce (e-
commerce). Dikutip dari Alodokter, Sildenafil
merupakan obat untuk mengatasi disfungsi ereksi
atau impotensi pada pria. Selain untuk impotensi,
sildenafil juga digunakan untuk mengurangi tekanan
di pembuluh darah arteri paru-paru.
"Produk ini adalah jamu dan produk kopi yang
dilarang karena mengandung bahan kimia obat
untuk meningkatkan stamina dalam waktu singkat
tapi berisiko besar sekali pada aspek kesehatan," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam
konferensi pers di Gedung C BPOM RI Jakarta, Jumat (4/3/2022) lalu.
Barang bukti yang disita berupa bahan baku Paracetamol dan Sildenafil lebih dari 30 kilogram.
Lebih dari 5 kilogram berbentuk kapsul maupun kemasan lain, serta alat produksi sederhana
yang belum memenuhi cara pembuatan yang baik.
Sedangkan produk jadi yang disita terdiri atas 15 jenis dengan total 5.800 item, obat tradisional
terdiri atas 36 jenis berjumlah total 18.200 item.
"Ada jenis kopi dengan beragam merek dan klaim ilegal yang bisa mengelabui konsumen,"
katanya.
"Mungkin efeknya bisa 'cespleng' (instan) rasanya. Tadinya ada nyeri langsung sembuh, badan
letih tiba-tiba langsung kuat, itu harus dicurigai. Tidak mungkin produk jamu atau herbal
memberi efek yang langsung karena umumnya untuk memelihara kesehatan," katanya.
Produk pangan dengan efek instan, kata Penny, umumnya mengindikasikan bahan kimia obat
aktif dalam dosis yang tidak terkendali.
"Mungkin efek sesaatnya terasa membantu, tapi tidak tahu efek samping jangka menangani
dan panjang pada organ tubuh kita," katanya.