Page 166 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 166
Namun, Penny memastikan bahwa izin tersebut adalah palsu.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap produk-produk tertentu
meskipun di kemasannya sudah tertera izin BPOM.
Sebab, tidak menutup kemungkinan produsen memalsukan izin BPOM-nya.
"Itulah kenapa kita perlu mengecek BPOM mobile, kalaupun kita sudah melakukan check
kemasan, label, kedaluwarsa, tapi tetap harus cek kembali apa betul izin edarnya itu adalah
betul-betul tidak palsu," ujar Penny.
5. Tersangka kopi paracetamol
Dari temuan itu, BPOM menetapkan dua tersangka dengan tuduhan pemalsuan izin BPOM
yang tertera pada kopi saset.
Atas perbuatannya, pelaku bisa dikenakan Pasal 196 dan 197 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Menurut Penny, kedua tersangka juga terancam pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda
paling banyak Rp 1,5 miliar.
Adapun bunyi Pasal 196 UU 36/2009 yakni setiap orang yang dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah).
Pasal 197 menuliskan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).