Page 23 - BURSA HILIRISASI INOVASI HERBAL INDONESIA 2020
P. 23

Pemilihan penggunaan secara luas sel punca mesenkim asal jaringan lemak dengan
               mempertimbangkan kemudahan dalam mendapatkannya, jumlahnya yang melimpah
               dan kemampuannya untuk berdiferensiasi menjadi mesenkim, endodermal (Zarei and
               Abbaszadeh, 2018). Dalam dermatologi, telah diteliti tentang sel punca asal jaringan
               lemak sebagai antioksidan dan efek pemutihan (Kim et al., 2008; Chang et al., 2014).

               Untuk aplikasi medis, liposom umumnya digunakan sebagai pembawa obat sehingga
               dapat pula digunakan sebagai media penghantar pada sel punca.Komponen ssutama
               penyusun  liposom  adalah  fosfolipid  (Martins  S  dkk,  2007).  Fosfolipid  yang  paling
               sering dijumpai adalah fosfatidilkolin (phosphatidyl choline/PC).

               Fosfatidilkolin  yang  paling  sering  digunakan  adalah  fosfatidilkolin  dari  ekstrak  biji
               kedelai  karena  dianggap  paling  baik  kandungan  kimianya.  Ekstrak  kedelai  sendiri
               memiliki  kandungan  fosfolipid  sebanyak  65-75%  (Purwoko  dkk,  2016).  Sehingga
               memungkinkan sebagai bahan dasar pembuatan liposom.

               Selama 15 tahun terakhir telah diluncurkan 37 varietas kedelai unggulan oleh Balai
               Penelitian  Kacang-kacangan  dan  Umbi-umbian  (Balitkabi)  Departemen  Pertanian
               Republik Indonesia, yang pada penelitian ini dipilih kedelai unggul varietas Argomulyo
               dengan kadar lipid tertinggi yaitu dapat mencapai 20,8% berat kering dengan bobot
               100 biji terbesar yaitu 18,0-19,0 gram (Purwoko dkk, 2016).

               Pengembangan  sediaan  Liposom  ekstrak  terpurifikasi  kedelai  Indonesia  varietas
               Argomulyo bisa dijadikan sebagai bahan nutrisi atau apoptosis sel punca asal jaringan
               lemak bawah kulit dan conditioned mediumnya sebagai bahan penghambat melanin
               kulit.
               Method:  Liposom  terbuat  dari  ekstrak  terpurifikasi  kedelai  Indonesia  varietas
               Argomulyo di preparasi menggunakan metode hidrasi lapis tipis.

               Kesimpulan: Telah dilakukan Tiga Penelitian, sebagai berikut:

               1.  Novia  Aditia  Sapitri  (Universitas  17  Agustus  1945  Jakarta):  "Liposom  dari
               Ekstrak  Kedelai  (Glycine  Max  (L.)  Merill)  Varietas  Argomulyo  untuk  Bahan
               Nutrisi  Sel  Punca  Jaringan  Lemak  Bawah  Kulit  Manusia’’  dapat  disimpulkan
               bahwa: liposom ekstrak kedelai dapat meningkatkan pertumbuhan sel paling tinggi
               pada konsentrasi 10μg/mL dan viabilitasnya paling tinggi pada konsentrasi 20μg/mL.

               2. Lydia Dewi Kemala Lay (Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana
               Universitas  Udayana  Denpasar,  2015):  "Pemberian  Injeksi  Subkutan  Ekstrak
               Kedelai dalam Bentuk Liposom Mengurangi Timbunan Lemak Setempat Tikus
               Putih (Rattus norvegicus)" dapat disimpulkan bahwa: Pemberian injeksi subkutan
               ekstrak kedelai dalam bentuk liposom dapat mengurangi timbunan lemak setempat
               pada tikus putih jantan yang obesitas sebesar 47,98%.

               3.Disertasi  dr.  Reza  Yuridian  Purwoko,  Sp.KK  (Universitas  Indonesia,  2016::
               "Pengembangan  Sediaan  Liposom  Ekstrak  Terpurifikasi  Kedelai  Indonesia
               Varietas Argomulyo dan Uji Aktivitas Apoptosis Pada Sel Punca Asal Jaringan
               Lemak Bawah Kulit Manusia" dapat disimpulkan bahwa: Ekstrak terpurifikasi kedelai
               varietas  Argomulyo  dapat  menginduksi  apoptosis  sebagai  bahan  pengurang
               pemupukan  lemak  subkutan  yang  lebihi  aman  dibandingkan  produk-produk  impor
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28