Page 28 - BURSA HILIRISASI INOVASI HERBAL INDONESIA 2020
P. 28
Judul : Ini dia tantangan pengembangan industri fitofarmaka nasional
Nama Media : kabarbisnis.com
Tanggal : 19 Februari 2020
Halaman/URL: https://www.kabarbisnis.com/read/2897680/ini-dia-tantangan-
pengembangan-industri-fitofarmaka-nasional#
Tipe Media : Media Online
JAKARTA, kabarbisnis.com: Indonesia
terbilang kaya akan sumber daya
genetik tanaman yang dapat
dikembangkan menjadi obat herbal.
Sayangnya, biaya uji klinik menjadi
tantangan bagi pengembangan industri
obat herbal di Tanah Air.
"Fitofarmaka memang harus uji klinik
based WHO standard. Memang mahal
sekitar Rp 1,5 miliar atau bisa Rp 2-3 miliar," ujar Deputi Bidang Pengawasan Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat Makanan
(BPOM) Maya Gustina kepada wartawan Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Fitofarmaka merupakan obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah melalui proses uji klinik. BPOM melansir Indonesia memiliki
sekitar 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut dan sekitar 9.600 spesies
tanaman dan hewan telah teridentifikasi memiliki khasiat obat.
Namun, baru ada 62 OHT (obat herbal terstandar) dan 24 fitofarmaka yang terdaftar
di BPOM.Maya mengakui tingginya biaya uji klinik tersebut membuat pelaku usaha
bingung untuk mencari pasar. Sebab biaya penelitian juga menjadi salah satu faktor
penentuan harga jual produk.
"Dengan investasi sekian yang beli siapa. Pelaku usaha mikir, investasi sekian ketika
dah dapat izin BPOM akan dijual tentu harga produk termasuk biaya penelitian itu.
Mau head-to-head sama obat generik ya enggak bisa," katanya.
Menurutnya, guna mendorong industri obat herbal yang paling logis adalah
pemerintah membeli produk tersebut melalui asuransi BPJS Kesehatan, seperti yang
dilakukan India, China, Jepang, dan Taiwan. Dia berharap ke depan obat herbal dapat
dimasukkan ke dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Untuk saat ini, guna mendorong pengembangan fitofarmaka, BPOM menginisiasi
pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan
Produk Fitofarmaka.
Maya menuturkan, satgas tersebut menjembatani penelitian fitofarmaka dibiayai oleh
pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi.Hingga 2019, terdapat 19 riset
obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka yang telah dibiayai oleh Kemenristek.