Page 26 - BURSA HILIRISASI INOVASI HERBAL INDONESIA 2020
P. 26
Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020 ini, diharapkan mampu mendorong
para peneliti dari akademisi untuk lebih bersemangat dalam berkarya dan menggali
sumber kekayaan alam Indonesia yang kaya akan tanaman obat. Tidak hanya
meningkatkan pengetahuan, ajang ini sekaligus memberi kesempatan kepada para
peneliti di bidang obat herbal untuk dapat menginformasikan dan mempromosikan
hasil penelitiannya kepada pelaku usaha dan masyarakat.
Bursa Penelitian Herbal Indonesia 2020 ini meliputi serangkaian acara yaitu panggung
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan generasi milenial,
pertemuan bisnis peneliti dan pelaku usaha, konsultasi layanan publik Badan POM,
serta seminar ilmiah dengan pembicara dari dalam negeri dan luar negeri. "Seminar
ini menjadi ajang diskusi pertukaran informasi dan pengalaman, serta penjajakan kerja
sama riset dan alih teknologi dalam rangka mendorong pengembangan industri obat
bahan alam dalam negeri yang berdaya saing," tegas Kepala Badan POM.
Potensi Herbal Indonesia Mendunia
Indonesia memiliki berjuta ragam tanaman obat yang berpotensi dikembangkan untuk
menambah nilai industri obat berbahan herbal (Jamu, Obat Herbal Terstandar/OHT,
dan Fitofarmaka) yang jauh lebih besar dibanding negara lain. Sebagai negara yang
memiliki tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut,
tentunya tidak aneh jika Indonesia dapat menjadi pengekspor produk obat herbal
terbesar di dunia.
Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang diketahui memiliki
khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal.
"Potensi yang dimiliki Indonesia harus dikawal agar dapat dikembangkan oleh para
peneliti, sehingga dapat memenuhi permintaan akan obat tradisional dan suplemen
kesehatan dari bahan alam yang semakin meningkat," ujar Kepala Badan POM RI,
Penny K. Lukito.
Untuk dapat bersaing di kancah global, Indonesia perlu memberikan fasilitas ruang
gerak terhadap peneliti tanaman berkhasiat obat agar menghasilkan obat herbal yang
bermutu dan berdaya saing. Penelitian di bidang obat herbal telah banyak dilakukan,
baik di Institusi pendidikan seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi maupun
institusi peneliti lainnya, namun hanya sebatas pemenuhan kurikulum tanpa
pengembangan hasil penelitian lebih lanjut.
"Banyak yang telah meneliti, namun terbatas ruang gerak dalam melakukan
pengembangan produk, hingga belum menjadi produk komersil yang dapat berdaya
jual," ungkap Penny K. Lukito.
Ketua Umum PDHMI (Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia), dr. Hardhi
Pranata, Sp.S, MARS., menyambut baik prakarsa dari Badan POM ini, karena dapat
mempertemukan para peneliti dengan para pihak yang dapat menjalin kerjasama
dengan periset yang telah menghasilkan penelitian unggulan dari berbagai lembaga
yang kompeten untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah konkret dengan
memproduksi hasil riset tersebut, sehingga bermanfaat untuk masyarakat luas,
ungkapnya disela-sela menghadiri Bursa Penelitian Herbal Indonesia 2020.