Page 22 - Badan POM Tindak Tegas Sarana Produksi Tahu Berformalin di Parung
P. 22
Judul : Dua Pabrik Tahu Berformalin di Bogor tidak Memiliki Izin
Nama Media : republika.co.id
Tanggal : 6/11/2022
Halaman/URL : https://www.republika.co.id/berita/rd9km0409/dua-pabrik-tahu-berformalin-di-
bogor-tidak-memiliki-izin
Tipe Media : Media Online
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memastikan
dua pabrik tahu yang menggunakan
formalin di Desa Waru dan Desa Waru
Kaum, Kecamatan Parung, tak
mengantongi izin. Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) telah menutup
paksa dua pabrik tahu tersebut.
"Untuk bangunan tidak memiliki izin, ini
akan dilaporkan ke bupati karena
berbahaya untuk masyarakat," ungkap
Kepala DPMPTSP Kabupaten Bogor Dace
Supriadi saat mendampingi Kepala BPOM
RI Penny K Lukito serta pejabat perwakilan dari Polda Jawa Barat di pabrik tahu yang berlokasi di
Desa Waru Kaum, Jumat (10/6/2022).
Menurutnya, selain tidak mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB), dua pabrik dengan kapasitas
produksi 120 juta tahu per bulan itu juga belum memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
dari Dinas Kesehatan setempat. Dace menyebutkan keduanya hanya memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) yang digunakan untuk keperluan distribusi produk ke berbagai pasar di beberapa
daerah.
"Produksi tahu ini berdasarkan data di dinas yang bersangkutan memiliki surat izin perdagangan sejak
9 Maret 2019," kata Dace.
Ia bersama instansi lain akan berkoordinasi untuk melakukan penyegelan terhadap dua pabrik tahu
tersebut pada Senin, 13 Juni 2022, meski sejak Sabtu siang aktivitas produksi tahu sudah dihentikan
paksa oleh BPOM.
Sebelumnya, Kepala BPOM RI Penny K Lukito menyebutkan bahwa pihaknya mendapati 38 kilogram
formalin jenis serbuk dan 60 kilogram formalin jenis cair dari dua pabrik tahu yang berlokasi di
Kecamatan Parung, Bogor. Menurutnya, BPOM bersama Kepolisian juga menyita sekitar 1.500 tahu
yang siap didistribusikan ke tiga pasar di berbagai daerah, yakni Pasar Ciputat, Pasar Parung, dan Pasar
Jembatan Dua Jakarta.
Penny menyebutkan, sebagai sanksi awal, kedua pabrik tersebut ditutup sehingga tidak ada aktivitas
produksi tahu. Kemudian, kedua pemiliknya yang berinisial S (35) dan N (45) segera ditetapkan
sebagai tersangka.