Page 59 - MAPOM_Vol6_No1_2024
P. 59

seperti hiperpigmentasi, rasa terbakar,   mematuhi peraturan dan menjaga   akan ditindaklanjuti dengan langkah pro-
             mengelupas, bahkan ada yang bersifat   kualitas produknya. Selain itu, BPOM   justitia. Pemberian sanksi ini sesuai dengan
             karsinogenik atau menyebabkan kanker  juga aktif melakukan edukasi agar   Peraturan BPOM Nomor 19 tahun 2021
                Tidak hanya fokus pada produk   masyarakat lebih waspada dan cerdas   tentang Pedoman Tindak Lanjut Hasil
             kosmetik, BPOM juga melakukan    dalam memilih produk kosmetik,    Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi,
             pengawasan terhadap sarana peredaran   sekalipun kosmetik diperoleh dari   Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika.
             kosmetik, salah satunya di sarana   sarana klinik kecantikan.        Apabila dalam pelanggaran tersebut
             klinik kecantikan. Pada tahun 2024,   Salah satu bentuk edukasi yang   diketahui adanya keterlibatan profesi
             klinik kecantikan menjadi sasaran dari   dilakukan BPOM adalah melalui   kesehatan, maka BPOM juga berkoordinasi
                                                                                aktif dengan asosiasi profesi kesehatan,
                                              Pengawasan Kosmetik pada Klinik   yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
             pengawasan dilakukan secara serentak   Kecantikan pada 3 April 2024. Dalam   Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan
             di seluruh Indonesia oleh 76 unit   kegiatan tersebut, BPOM memberikan   Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
             pelaksana teknis (UPT) BPOM pada   informasi kepada media dan masyarakat   Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Upaya
             tanggal 19–23 Februari 2024.     mengenai potensi bahaya dari      ini dilakukan agar asosiasi profesi dapat
                                              penggunaan kosmetik termasuk skincare   memberikan pembinaan serta sanksi
             tersebut, dilakukan pemeriksaan   beretiket biru tidak sesuai ketentuan   terhadap anggotanya yang melakukan
             terhadap 731 klinik kecantikan,                                    pelanggaran di bidang kosmetik.
             dengan hasil 239 sarana (33%)    pengawasan.                       Koordinasi ini ke depannya juga akan
             dinyatakan tidak memenuhi ketentuan.                               lebih diperkuat lagi.
             Pelanggaran yang ditemukan berupa   merupakan langkah kunci yang dilakukan   BPOM juga selalu melakukan
             kosmetik mengandung bahan dilarang   BPOM setiap tahun. Pengawasan ini   pengawasan terhadap peredaran
             (5.937 pieces), skincare beretiket biru   dilakukan secara tematik, mengikuti   kosmetik tidak memenuhi ketentuan
             yang tidak sesuai ketentuan (2.475   tren pelanggaran kosmetik yang terjadi   yang beredar secara online melalui
             pieces), kosmetik TIE (37.998 pieces),   di pasaran. “Melalui pengawasan yang   patroli siber. Selama tahun 2023 hingga
             kedaluwarsa (5.277 pieces), dan produk   lebih intensif dan terarah, diharapkan   Februari 2024, BPOM telah melakukan
             yang didaftarkan sebagai kosmetik,   pelanggaran dalam peredaran kosmetik   pemblokiran terhadap 108.141 tautan
             namun diaplikasikan dengan cara   dapat diminimalisir. BPOM juga tidak   penjualan produk kosmetik ilegal dan/
             injeksi (104 pieces). Nilai keekonomian   segan menegakkan hukum terhadap   atau mengandung bahan dilarang/
             berbagai temuan tersebut pun tidak   pelanggaran yang ditemukan dengan   berbahaya dengan nilai keekonomian
             main-main karena mencapai angka   tujuan melindungi kesehatan masyarakat   sebesar Rp1,2 T.
             Rp2,8M.                          dan memastikan hanya produk kosmetik   Kerja sama antara BPOM, pelaku
                                              yang aman dan berkualitas yang beredar   usaha, dan masyarakat menciptakan
             Langkah Intervensi Agar Kosmetik   di pasaran,” tegas Deputi Bidang   simbiosis yang saling menguntungkan.
             Tak Sesuai Ketentuan Tertangani  Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen   BPOM menjamin keamanan produk
                Salah satu langkah yang dianggap   Kesehatan, dan Kosmetik Mohamad   beredar melalui kebijakan dan
             cukup krusial untuk mengatasi    Kashuri.                          pengawasan yang dilakukan, pelaku
             masalah kosmetik yang tidak sesuai   Sanksi yang diberikan terhadap   usaha mematuhi regulasi yang berlaku,
             ketentuan adalah dengan meningkatkan   pelanggaran peredaran kosmetik   dan masyarakat turut aktif untuk
             pemahaman, baik kepada pelaku usaha   dapat berupa sanksi administratif, yaitu   lebih cermat memilih produk. Sinergi
             maupun masyarakat sebagai konsumen.   peringatan, penarikan, pemusnahan,   ini memastikan produk kecantikan
             BPOM melakukan pembinaan kepada   penghentian sementara kegiatan, dan   yang beredar aman sehingga dapat
             pelaku usaha dan asosiasi profesi   pencabutan nomor izin edar. Apabila   meningkatkan kualitas kesehatan
             terkait agar lebih memahami pentingnya   ditemukan pelanggaran berulang, maka   masyarakat.

                                                                                                                 57

                                                                                          Vol.6/No.1/2024
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64