Page 22 - kerajaan-kerajaan maritim
P. 22
dahulunya adalah orang kepercayaan ayahnya. Pemberontakan tersebut di antaranya
pemberontakan Ronggolawe, pemberontakan Lembu Sura, Nambi, serta ada beberapa
pemberontakan lainnya.
3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)
Raja berikutnya yaitu Tribuana Tungga dewi yaitu adik dari Jayanegara yang merupakan
seorang wanita, sebab Jayanegara meninggal dalam keadaan tidak memiliki keturunan.
Sebenarnya tahta Jayanegara diberikan kepada Gayatri atau Rajapatni yang tak lain adalah
permaisuri Raden Wijaya.
Namun karena Gayatri sudah menjadi Bhiksuni, maka diwakilkan kepada putrinya yang
bernama Tribuana Tungga dewi. Masa pemerintahan Tribuana Tungga dewi tersebut dapat
dikatakan sebagai awal kejayaan Kerajaan Majapahit.
Meski masih ada beberapa pemberontakan di dalamnya, tetapi secara umum berhasil ditumpas.
Suami Tribuana Tungga dewi yaitu Cakradhara
dan menjabat sebagai Bhre Tumapel dengan gelar Kertawardana. Pemerintahan Tribuana
Tungga dewi lebih kuat lagi dengan adanya Mahapatih Gajah Mada.
Pada masa pemerintahan Tribuana Tungga dewi, Majapahit melakukan perluasan kekuasaan
besar-besaran di berbagai daerah di Nusantara.
4. Hayam Wuruk (1350-1389)
Raja Majapahit selanjutnya yaitu Prabu Hayam Wuruk. Prabu Hayam Wuruk merupakan raja
yang berhasil membawa masa kejayaan Majapahit. Dengan diawali oleh Tribuana Tungga dewi
dalam ekspansi ke berbagai daerah, selanjutnya Hayam Wuruk menyempurnakan dengan tata
kelola yang baik.
Gelar Hayam Wuruk yaitu Rajasanegara. Salah satu faktor penunjang kesuksesan Hayam
Wuruk di dalam memerintah Majapahit yaitu keberadaan para pembantunya yang sangat
mumpuni. Sebut saja Mahapatih Gajah Mada, selanjutnya Adityawarman dan juga Mpu Nala.
Orang-orang tersebut mempunyai kapasitas yang sangat mumpuni dalam menjalankan sebuah
negara dalam mencapai kemajuan. Mpu Nala merupakan sebagai pimpinan armada laut juga
sangat mahir dalam menjalankan strategi.
13.