Page 44 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 44
29
Untu" menunju""an adanya kejadian panting dalam lingkungan
kehidupan keluarga. orang Sunda melakukan berbagai upacara "hajat"
atau selamat. Upacara-upacara sclamatan dilakukan pada waktu-waktu
tcrtcntu. misalnya \\aktu perkawinan. kelahiran bayi. pertumbuhan
anak yang diawali dengan turun tanah. memotong rambut, tumbuh
gigi pertama. sunatan dan saat meninggal.
Di Priangan, selamatan biasanya dilakukan pada hari Kamis
malam Jum·at. Dalam selamatan itu dibacakan do'a oleh seorang
"modin" atau guru ngaji yang dianggap rnengerti benar akan tata cara
penyampaian do'a. Upacara ini diawali dengan rnengucapkan
AI-Fatihah, sedang isi do ·a disesuaikan dengan maksud mengadakan
selamatan. Selamatan tersebut diakhiri setelah para peserta (yang
hadir) makan bersama "nasi tumpeng".
Kepercayaan bahwa gunung-gunung, sungai dan laut mempunyai
makhluk-makhluk halus yang menunggu, rnenimbulkan kebiasaan
menanam kepala kerbau pada saat rnendirikan bangunan. jernbatan
atau bendungan. Upacara "nandranan" dilakukan untuk rneminta
keselamatan di pantai utara dekat Cirebon dengan mernbuang kepala
kerbau di laut.
Kepercayaan lainnya ialah kepercayaan kepada "tukang
mantangankeun" ahli dalam mencari hari baik untuk tujuan-tujuan
tertentu. Dukun dianggap memiliki kekuatan magis yang dapat
menolong seseorang dalam usaha mencapai tujuan dan mengobati
penyakit. Orang juga pergi ke dukun untuk memperoleh ternan hidup
(jodoh), pangakat atau "pekasih".
Orang Sunda memiliki sistem pengetahuan tentang pergantian
rnusim yakni dari musim kemarau ke musim penghujan atau
sebaliknya. Pengetahuan inii dimiliki secara turun temurun dan
digunakan dalam bidang pertanian, terutama dalam hal bertanam padi
di sawah. Pengetahuan orang Sunda menunjukkan kesamaannya
dengan pengetahuan di Tanah Jawa, sehingga ada anggapan bahwa
pengetahuan tersebut berasal dari sana.