Page 51 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 51

36


                                dalam  tahun tiga  puluhan  disebut  atap ini  dengan "suhunan jepang".
                                Di  tempat-tempat  di  Kabupaten  Sumedang.  bentuk  atap  ini  disebut
                                potongan  halteu.  Mungkin  sebutan  "potongan  halteu".  lahir  tatkala
                                jalur jalan  kereta api  dibuat  untuk  pertama kalinya di Jawa  Barat.  di
                                saat itu bangunan stasiun yang sering disebut halteu lahir tatkala jalur
                                jalan kereta api dibuat untuk pertama kalinya di Jawa Barat, di saat itu
                                bangunan  stasiun  yang  sering  disebut  halteu  oleh  penduduk  di
                                pedalaman  Jawa  Barat.  masih  beratapkan  "atap  jolopong".  Istilah
                                "potongan halte" belum lama dipergunakan. "Jolopong" adalah istilah
                                Sunda.  artinya  :  tergolek  lurus.  Bentuk  jolopong  merupakan  bentuk
                                yang cukup tua,  karena bentuk ini ternyata terdapat pada bentuk atap
                                bangunan  "saung"  (dangau)  yang  diperkirakan  bentuknya  sudah  tua
                                sekali.
                                    Bentuk  jolopong  yang  dikemukakan  sebagai  "hateup  regol"
                                (27,86) memiliki susunan yang sama  panjangnya dengan kedua sisi
                                bidang atap yang sejajar  dengan suhunan itu.

                                    Bentong Jolopong memiliki dua bidang atap saja.  Kedua bidang
                                atap  ini  dipisahkan  oleh  jalur  suhunan  di  tengah  bangunan  rumah,
                                balikan  jalur  suhunan  itu  sendiri  merupakan  isi  bersama  (rangkap)
                                dari kedua bidang atap.  Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar
                                dengan  kedua  sisi  bawah  bidang  atap  yang  sebelah  menyebelah.
                                Sedangkan  pasangan  sisi  lainnya  lebih  pendek  dibanding  dengan
                                suhunan dan memotong tegak lurus. kedua ujung suhunan itu.  Dengan
                                dem  ik ian,  d  i  kedua  bidang  a tap  itu  berwuj ud  dua  buah  bentukan
                                persegi  panjang.   Sisi-sisi  pendeknya  bertemu  pada  kedua  ujung
                                suhunan.

















                                                   Gambaran  I.  Suhunan  .Jolopong
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56