Page 55 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 55

40


                                 segi  tiga  inilah  yang  dijadikan  sebagai  sebagian  depan  rumah.  Bila
                                 dilihat  bentuk  atap  ini  dari  samping  rumah,mirip  dengan  "jubleg"
                                 (lesung)  yang  "nangkub"  (telungkup).

                                3. 1.2.5  Ju1ang  ngampak  (sikap  burung  julang  yang  merentangkan
                                        sa yap)

                                    Agak  sulit  ditemui  orang  yang  mampu  menjelaskan  dengan
                                seksama  tentang bentuk atap "julang ngampak" (gambar 5).  Padahal
                                itu  sudah  dikenal  oleh masyarakat Sunda  sejak  beberapa  waktu  yang
                                lampau.  Jr.  Maclaine  pont  misalnya  mengemukakan  tentang  bentuk
                                atap  pada  "Sunda  Besar"  yang  berceritakan  bentuk  suhunan  yang
                                mencuat  di  kedua  ujungnya  dan  adanya  tameng-tameng  yang
                                                              1
                                menggantung  di  depannya.  (22,  1 6).  Bentuk-bentuk  atap  demikian
                                dulu  dijumpai  didaerah-daerah  Garut,  Kuningan  dan  tempat-tempat
                                lain  di  Jawa  Barat.

                                    Bentuk  atap  julang  ngapak  adalah  bentuk  atap  yang  melebar  di
                                kedua  sisi  bidang  atapnya.  Jika  dilihat  dari  arah  muka  rumahnya.
                                bentuk  atap  demikian  menyerupai  sayap  dari  "burung  julang"  (nama
                                sejenis  burung)  yang  sedang merentang.




















                                                     CJa111bur  5 .  .Ju/ang  :\"gampak

                                    Bila  diperhatikan  dengan  seksama,  bentuk  atap  julang  ngapak.
                                memiliki  empat  buah  bidang  atap.  Dua  bidang  pertama  merupakan
                                yang merupakan kelanjutan dari  bidang-bidang itu dengan membentuk
                                sudut  tumpul  pada  garis  pertemuan  antara  kedua  bidang-bidang  atap
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60