Page 18 - Si Jaka Mangu
P. 18
dan kesederhanaan hidup sehari-hari yang selalu dianut
oleh Ki Ageng membuat warga Desa Paker dan sekitarnya
tertarik untuk mengikuti ajarannya.
Sebentar lagi matahari tersenyum di ufuk timur. Kokok
ayam mulai ramai terdengar. Ki Ageng Paker, selesai
menjalankan salat Subuh bersama keluarga, seperti biasa
duduk di teras rumah sambil menikmati udara pagi. Sebuah
tasbih tidak lepas, selalu melingkar di jari tangan kanannya.
Terdengar lirih Ki Ageng mengumandangkan selawat nabi.
Nyi Ageng memasak di dapur dan kedua anaknya berbagi
tugas membersihkan rumah. Rumah Ki Ageng, meskipun kecil
dan sederhana, tampak selalu bersih dan tertata rapi. Hijau
dedaunan dan bunga beraneka warna, merah, kuning, dan
putih, tampak mekar di halaman rumah. Hal itu menambah
sedap suasana di pagi hari.
Sementara, tanaman obat atau dikenal dengan ‘apotek
hidup’, seperti jahe, kunyit, temulawak, dan kencur, tampak
ditanam di kebun belakang rumah. Demikian pula, beberapa
sayuran hijau, seperti bayam, kenikir, tomat, dan kacang
panjang juga tumbuh dengan subur di kebun belakang rumah.
Kebutuhan untuk makan sayur sehari-hari bisa tercukupi
dari kebun sendiri sehingga Nyi Ageng tidak perlu pergi ke
6